SULBARPEDIA.COM, -Desa Ponggok, adalah salah satu desa di Kabupaten Klaten yang terletak di kaki gunung merbabu . Desa yang jauh dari keramaian kota. Desa yang awalnya tidak dilirik masyarakat tetapi sekarang menjadi desa mandiri berkat terobosan terobosan yang di pimpin Junaidi sebagai kepala desanya.
Lantas apa yang di lakukan Junaidi ? Awal menjabat sebagai kepala desa , Junaidi membentuk team perangkat desa yang bisa mendukung ide idenya . Ide pembangunan wilayah yang berdasarkan potensi Desa Ponggok sendiri. Sebagaimana kita tahu salah satu sumber daya alam yang melimpah di Desa Ponggok adalah sumber air bersih yang melimpah. Berangkat dari situ , Junaidi yang alumni UGM mendatangi almamaternya untuk memohon agar mahasiswa UGM dapat melakukan KKN di desanya sekaligus membantu melakukan pemetaan sosial , perencaan pembangunan berbasis potensi desa termasuk pembukaan “pasar” dari program yang akan di rintis. Dan berkat kerja keras bersama masyarakat dipimpinnya, Desa Ponggok saat ini memiliki Badan Usaha Desa (BUMDES) yang sehat dan mandiri dengan mengelola sumber air yang melimpah tadi menjadi usaha perikanan di hampir setiap warganya, wisata air, biro perjalanan dan sarana pendukungnya .
Menurut Kepala Desa Tikke , Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu H. Thamrin , apa yang di lakukan Junaidi di Desa Ponggok , bisa juga di lakukan di Desa Tikke , perbedaannya hanya pada keunggulan wilayahnya saja . Desa Ponggok dengan sumber air bersihnya yang melimpah sementara Desa Tikke dengan potensi kebun sawitnya yang luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sudah memiliki BUMDES dan berharap BUMDES yang ada di Desa Tikke saat ini , bisa menjadi wadah petani kelapa sawit yang ada khususnya di Desa Tikke, daripada petani menjual TBSnya secara bebas. Dengan begitu desa akan membantu petani sawit menikmati harga terbaik dari perusahaan , desa menikmati dampak positif dari perputaran uang yang ada di petani / desa sehingga tercipta kantong kantong ekonomi baru , dan infrastruktur desa dapat di pelihara dengan sebaik baiknya karena semua petani ikut bertanggung jawab merawatnya, semua manfaatnya akan kembali kepada kita ”. Ujar H. Thamrin.
“ Sekarang saya bingung karena banyak jalan dan jembatan rusak di lalui masyarakat tetapi tidak ada yang bertanggung jawab “, tambahnya.
Oleh karena itu H Thamrin berharap perusahan perkebunan yang ada di wilayah Desa Tikke yaitu PT. Letawa dan PT. Mamuang bersedia bersama sama dengan perangkat desa dan pemerintah terkait membantu menyadarkan masyarakat petani untuk bersama sama membangun dan membesarkan BUMDES agar masyarakat lebih sejahtera .
Ditempat terpisah , Gati Martono selaku manager kemitraan PT. Letawa dan PT. Mamuang menyambut baik ide dari Kepala Desa Tikke H.Thamrin tersebut dan akan segera menindak lanjutinya.
(Lis/Lal)