SULBARPEDIA.COM,- Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono kembali menemukan potensi ekspor di Sulbar. Kali ini berupa briket atau batok kelapa yang berada di kecamatan Campalagian, Polewali Mandar (Polman). Briket batok kelapa (coconut shell briquette) merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Berasal dari limbah batok kelapa disulap menjadi bahan bakar yang memiliki nilai ekonomis. Ciri khas briket ini abu berwarna putih dan panas yang bertahan lama.
Pengusaha briket yang dikunjungi yaitu Sudirman. Di sela-sela kesibukannya, Sudirman menerangkan awal mula mendirikan usaha briketnya.
“Polman memiliki banyak petani kelapa, di sepanjang jalan telah berjejer kelapa yang dijemur untuk diolah jadi kopra. Limbah olahan kopra tersebut berupa batok kelapa, kemudian saya berinisiatif untuk mengubah limbah tersebut menjadi briket,” Ungkapnya.Sudirman menjelaskan dalam sebulan briket diproduksi mencapai 75 ton dengan frekuensi pengiriman sebanyak 3 kali, produk briket juga telah dikemas dalam berbagai macam ukuran. Keunggulan dari briket batok kelapa adalah tidak memiliki asap serta panas yang bertahan hingga 2 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menyadari potensi tersebut Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono berjanji akan memfasilitasi ekspor briket ini dan siap membantu melengkapi dokumen persyaratan negara tujuan.
“Briket ini akan dipasarkan ke Yordania dan Turki karena kedua negara tersebut dikenal sebagai pelanggan setia briket asal Indonesia.” Kata Agus.
(Lis/Lal)