Oleh : Wakil ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah
Sungai-sungai di Sulbar jauh menggambarkan majunya peradaban masyarakat di sekitarnya.
Melalui catatan Muhammad Ridwan Alimuddin dikutip dari wikipedia disebut bahwa salah satu dari banyaknya sungai di Sulbar -tepatnya di Sampaga (muara sungai Karama) merupakan tempat ditemukannya arca kuno berasal dari abad ke 2 masehi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Temuan arca kemudian dikenal dengan Arca Buddha Dipankara atau Arca Buddha Sempaga (baca : sampaga) oleh Berner Kempers pun mencatat bahwa benda purbakala ini ditemukan pada tahun 1921. Kemudian dibawa ke Batavia oleh kepurbakalaan Hindia Belanda untuk disimpan di Musium Bataviaasch Genootshap Van Kunsten en Wetenschappen yang kini bernama Musium Nasional. Dijelaskan bahwa diantara 141 ribu koleksi patung di Musium Nasional, arca Buddha Dipangkara-lah yang paling kuno.
Tak disangkal mengenai bukti sejarah sebagai bukti peradaban pada suatu masyarakat. Hingga bisa dikatakan bahwa masyarakat di bantaran sungai Karama hingga di hulu Kalumpang sudah sangat lama melangsungkan interaksi atau terhubung dengan benua lain lewat jalur sungai perairan.
Jika bukti sejarah yang ditemukan adalah berumur lebih satu milenium silam (satu milenium sama dengan seribu tahun) maka pola interaksinya bisa jadi berhampiran dengan abad permulaan (abad ke 2 masehi). Sehingga menunjukan berkembangnya peradaban masyarakat sekitarnya saat itu.
Atau pada level ini kemajuan peradaban masa silam sebenarnya membawa kemungkinan bagi tabir lain berhubungan dengan sungai-sungai di daerah ini namun belum terjangkau untuk diungkap. Meski pihak lainnya akan terus melihat ini sebagai “en wetenschappen” atau sebagai ladang bagi pengungkapan sejarah dan sains di masa depan.
(Lis)