SULBARPEDIA.COM, Mamasa — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Sulawesi Barat menggelar aksi unjuk rasa di Kabupaten Mamasa, Selasa (14/10/2025).
Aksi ini menyoroti dugaan pelanggaran dalam pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dinilai merugikan masyarakat dan memperparah kelangkaan di lapangan.
Unjuk rasa yang dipimpin Jenderal Lapangan Hendra, selaku Koordinator Wilayah BEM Nusantara Mamasa, berlangsung tertib di pusat kota Mamasa dengan pengawalan aparat kepolisian setempat. Para mahasiswa menyampaikan tiga tuntutan utama kepada pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam orasinya, Hendra menyebutkan sejumlah poin penting yang menjadi dasar aksi tersebut, antara lain:
1. Mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran pendistribusian BBM di wilayah kerja Pertamina Kabupaten Mamasa yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
2. Menuntut pencopotan jabatan terhadap SBM Pertamina Sulbar dan Ketua Hiswana Migas Sulbar atas dugaan kelalaian dan lemahnya pengawasan terhadap praktik penyimpangan di lapangan.
3. Meminta pencabutan izin operasional atau Pemutusan Hubungan Usaha (PHU) terhadap empat SPBU yang diduga melakukan pelanggaran, yakni SPBU Lambanan, Mambi, Mala’bo, dan Sumarorong, karena diduga melakukan penimbunan serta melayani pengisian jeriken tanpa izin resmi.
Aksi mahasiswa tersebut direspons langsung oleh Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Mamasa, Dedi, yang menemui massa aksi dan menyampaikan komitmen kepolisian untuk menindaklanjuti aspirasi tersebut.
“Polres Mamasa menyatakan akan segera menindaklanjuti dugaan kelalaian yang dilakukan oleh SBM Pertamina dan Ketua Hiswana Migas Sulbar sebagaimana yang dituntut oleh mahasiswa,” ungkap Hendra, mengutip pernyataan Kabag Ops.
Selain itu, Polres Mamasa juga berencana melakukan evaluasi terhadap Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi para pedagang pengecer yang dikeluarkan oleh dinas terkait. Langkah ini diambil untuk menutup celah penyalahgunaan BBM bersubsidi dan memastikan penyalurannya tepat sasaran.
Menanggapi respon tersebut, Hendra mengapresiasi langkah Polres Mamasa yang terbuka terhadap aspirasi mahasiswa. Namun, ia juga memberikan peringatan keras agar komitmen tersebut tidak berhenti pada janji.
“Kami akan mengawal proses ini. Jika dalam waktu dekat tuntutan kami diabaikan atau ditindaklanjuti secara setengah hati, maka kami pastikan BEM Nusantara akan kembali turun ke jalan dengan aksi jilid II dan massa yang lebih besar,” tegasnya.
Aksi BEM Nusantara Sulbar di Mamasa menjadi bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap pengawasan distribusi BBM bersubsidi agar benar-benar tepat sasaran.
BEM Nusantara menegaskan akan terus mengawal kebijakan publik dan menolak segala bentuk penyimpangan yang merugikan masyarakat kecil.
“BBM bersubsidi harus dinikmati rakyat, bukan dikuasai oleh oknum tertentu. Kami tidak akan diam melihat ketidakadilan ini,” pungkas Hendra di akhir aksinya.
Aksi yang berlangsung damai tersebut berakhir dengan pembacaan pernyataan sikap dan penegasan komitmen mahasiswa untuk tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal kepentingan masyarakat Mamasa dan Sulawesi Barat secara umum.
(Adm)












