SULBARPEDIA.COM,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat (Sulbar) terus berupaya untuk menurunkan angka stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi pada tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sulbar drg Asran Masdy mengatakan gerakan massif untuk menurunkan angka stunting tengah digalakkan. Ia pun optimis target angka stunting di bawah 14 persen bisa tercapai di 2024.
“Kami yakin, inshaallah target itu tercapai,” ujar Asran kepada sulbarpediacom, Sabtu (2/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Asran mengungkapkan pihaknya telah membuat program untuk mencapai target tersebut. Seperti ‘Ma’silambi’ yakni mengajak ibu hamil maupun orang tua yang memiliki balita untuk datang ke Posyandu.
“Ma’silambi yaitu mengajak seluruh masyarakat yang mempunyai balita agar datang ke posyandu,” terangnya.
Lebih jauh, Asran mengatakan, Dinas Kesehatan merupakan salah satu komponen garda terdepan bagi pemerintah daerah untuk menuntaskan permasalahan stunting yang melanda Sulbar saat ini. Sehingga kata dia, intervensi langsung ke masyarakat perlu dilakukan.
Baca juga: Dinkes Sulbar Gelar Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk Angkatan IV
“Seperti pembagian vitamin, tablet tambah darah masuk ke masyarakat dan pemberian konseling dan pemahaman tentang stunting, selanjutnya intervensi kesehatan lingkungan jamban dan pengukuran kualitas air bersih atau air minum di laboratorium kesehatan. Itulah yang dilakukan langsung oleh Dinas kesehatan,” jelasnya.
Dia menegaskan, dalam menangani stunting di Sulbar dibutuhkan kolaborasi secara bersama dengan seluruh pihak terkait, baik instansi pemerintahan, pihak swasta dan juga seluruh lapisan masyarakat di semua kalangan.
“Kita sudah bekerja sama dengan pihak BKKBN dan Kanwil Kemenag Sulbar dalam rangka memberikan pemahaman secara langsung kepada masyarakat terkait penerapan aturan pembahasan pernikahan,” tuturnya.
Baca juga: Kadinkes Sulbar Hadiri FGD Penyusunan RPJPD Sulbar 2025-2045
Untuk pemeriksaan ibu hamil, sambungnya, Dinas Kesehatan bersama stakeholder terkait akan terjun langsung ke kabupaten-kabupaten dengan membawa dokter spesialis menyasar ibu-ibu hamil yang perlu penanganan, dengan cara pemberian vitamin, pemberian obat-obatan dan makanan bergizi yang dapat menghindarkan ibu dan anak dalam kandungan menjadi stunting
Untuk diketahui, berdasarkan data SSGI, pada tahun 2021 prevalensi stunting di Sulbar sebesar 33,8% dan pada tahun 2022 prevalensi stunting naik menjadi 35,0%. Angka tersebut menjadikan Sulbar berada di posisi kedua tertinggi di Indonesia setelah NTT.
(adv/adm)