Air Mata di Mina

- Jurnalis

Jumat, 21 Juni 2024 - 17:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AIR MATA DI MINA

Reportase Haji 2024 M |1445 H
Oleh : Usman Suhuriah
TPHD Sulbar melaporkan dari Arab Saudi

SULBARPEDIA.COM,- Jumat 21 Juni 2024 M | 14 Zulhijjah 1445 H atau lebih tepatnya tiga hari paska pendorongan jamaah dari Mina ke Makkah, tetap saja ada hal yang patut dicatat. Serupa itu adalah seputar Mina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mina adalah salah satu wilayah kota di Arab Saudi. Keberadaannya sama dengan kota lain seperti Mekah, Jeddah, Thaif, Riyadh, Madinah, Jubail, Al-Khobar, Dammam, Dhahran. Meski dalam catatan wikipedia tidak memasukan Mina sebagai referensi kota-kota di Saudi.

Mina sendiri dijuluki sebagai kota tenda (City Tent). Memang, karena di Mina banyak sekali petakan tenda-tenda. Petakan-petakan itu dibikin sedemikian rupa hingga tiap-tiap petakan menyerupai blok-blok. Kira-kira sama dengan kompleks perumahan di tanah air.

Tidak ditemukan tenda-tenda itu dibangun terpisah. Tenda-tenda ini begitu banyaknya, sehingga jika dipandang dari kejauhan, bak gelembung-gelumbung awan di angkasa. Flat rata putih, rapih.

Bagaimana dengan Air untuk para penghuni Tenda ? Airnya tetap cukup. Suhu airnya semua dibuat hangat. Mungkin sudah diperkirakan air hangat baik untuk mandi, sekaligus bisa digunakan mencampur indo mie?

Terkait dengan ; Air Mata di Mina, bukan lagi persinggungannya dengan tenda tertata rapi, bukan soal air yang dialirkan dari tangki-tangki yang hangat. Tetapi soal Mina sebagai salah satu wilayah utama tempat berkumpul jutaan jamaah, untuk melaksanakan rangkaian ritual haji, termasuk melempar jumrah.

Selama di Mina, jemaah juga fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, mengagungkan asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.

Air mata di Mina adalah lukisan semesta tentang pendatang dan para pedesterian (pejalan kaki). Di Mina tak terhitung jumlah manusia bergerak menuju dan balik melontar jumrah dengan berjalan kaki. Semua berjalan kaki. Berjalan bergerombol diiringi gema suara. Suara-suara itu selaksa di tiup angin terdengar lirih tetapi sangat meraksasa. Takbir, Takhmid, tahlil berirama seperti diolah dari aransemen ahlinya. Hingga memasuki terowongan-terowongan Mina makin menggema. Masya Allah ! Allahu akbar ! Bagaimana ini terjadi?

Air mata di Mina mungkin hanya peristiwa kecil, oleh seorang kakek. Memandanginya, sambil berjalan bersamaan di tengah- beribu-ribu jamaah berjalan menuju jamarat untuk melontar jumrah saat itu. Dugaan saya asalnya dari Afrika. Entah Sinegal ataukah dari Tunisia. Atau entah ? Jalannya lambat tetapi betul-betul kami berpapasan. Mata melihat ke wajahnya agak dalam. Ah, air mukanya sembab. Buliran air matanya meleleh. Ia tengah mengalami ‘hentakan’ psikis yang dalam. Mungkin ?

Saya hanya membenarkan ia sedang melelehkan air mata. Air mata bahagiakah atau kesedihan. Mungkin sedang disedak oleh gumpalang rasa larut ke dalam segerombolan besar yang tak pernah sebelumnya dialami. Tak enak memandanginya mata saya mengalihkan ke tempat lain, tetap kami tetap berjalan melangkah.

Adakah ini satu atau sama dalam frekwensi ke pencaharianNya. Sebagaimana Sahabat Nabi Bilal bin Rabah dengan kisah air matanya. Atau air Tsauban yang dipenuhi rahasia keindahan. Menyaksikan peristiwa-peristiwa ini adalah keistimewaan itu sendiri.

Menatap mata Kakek asal afrika, dan kakek nenek maupun para cucunya atau sesiapa sahaja, berada di Mina yang mungkin tak sempat ditatap satu-satu. Indahnya dipertemukan untuk melihat lelehan air mata. Air mata banyak orang, Air mata di Mina. Wallahu a’lam.

(@#)

Berita Terkait

Ke Jamarat di Pilar Tiga Batu
Wukuf di Padang Ma’rifah
Wakil Ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah Bersama Jemaah Haji Kloter 24 Wukuf di Arafah
Pertamina Sulawesi Gelar Pasar Murah di Mamuju, Pastikan Stok LPG 3 Kg Aman Jelang Idul Adha 1445 H
Tanpa Tasreh Card, Tak Bisa Masuk Arafah, Musdalifah, Mina
Pertamina Luncurkan UMK Academy, 140 Pelaku Usaha di Sulawesi Siap Naik Kelas
Inilah Jeddah, Pintu Gerbang Dua Tanah Haram
Mendagri Tito Lantik Bahtiar Baharuddin Jadi Pj Gubernur Sulbar Gantikan Prof Zudan

Berita Terkait

Sabtu, 29 Juni 2024 - 17:37 WIB

Bupati Mamuju Sutinah Terima Penghargaan Nasional Bangga Kencana dari BKKBN

Sabtu, 29 Juni 2024 - 07:41 WIB

Dinkes Sulbar Ikuti Kegiatan Validasi Data Kesehatan Tahun 2024 di Bogor

Jumat, 28 Juni 2024 - 11:12 WIB

Polisi Amankan 6 Remaja Pesta Miras-Bikin Keributan di Jalan Husni Tamrin Mamuju

Jumat, 28 Juni 2024 - 09:47 WIB

Bulan Intervensi Stunting, Dinkes Mamuju Catat Angka Balita Ditimbang hingga 24 Juni 68,4%

Jumat, 28 Juni 2024 - 08:57 WIB

Dinkes Mamuju Adakan Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu, Dibuka Sekda Suaib

Rabu, 26 Juni 2024 - 19:15 WIB

Bentuk Tim Kerja Kabupaten Sehat, Pemkab Mamuju Target Raih Penghargaan Swasti Saba

Rabu, 26 Juni 2024 - 19:12 WIB

Dinkes Mamuju Gelar Rapat Pembentukan Kelompok Kerja Kabupaten/Kota Sehat

Selasa, 25 Juni 2024 - 16:50 WIB

4 Pakar Kesehatan Jadi Pemateri di Kegiatan Audit Kasus Stunting, Ada Spesialis Anak-Ahli Gizi

Berita Terbaru