SULBARPEDIA.COM,- MAMUJU–Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) drg. Asran Masdy menjadi narasumber dalam kegiatan Pojok Statistik yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat via zoom meeting, Jumat, (17/2/2023).
Kegiatan yang mengangkat Tema ‘Memahami Satu Data Kesehatan Anak di Sulawesi Barat’ itu, juga turut di ikuti oleh Wakil Bupati Mamuju, Ado Mas’ud, dan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, dan sejumlah perwakilan sekolah dan mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Asran Masdy mengungkapkan, data di masing-masing instansi saat ini belum kolaboratif. Penyajian data yang berbeda-beda di masing-masing instansi atau opd belum satu portal atau disatukan menjadi satu rujukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya apresiasi BPS lewat edukasi statistik satu data ini, karena saya anggap ini merupakan keinginan kita untuk satu data, artinya data terkait keluarga miskin, penderita stunting, anak balita, itu nantinya bisa di BPS saja, karena sudah satu pintu, karena kita sudah satu portal, jadi bisa dianggap BPS sebagai leader dalam hal penyajian data,”ungkap Asran di awal sambutannya.
Asran menambahkan, Dinkes Sulbar sendiri mempunyai program penanggulangan balita stunting yang berbasis data lewat aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Dengan adanya aplikasi tersebut kata Asran, penetuan status gizi dapat lebih cepat dan akurat. Selain itu, balita yang pertunbuhannya bermasalah juga bisa teridentifikasi dengan cepat, sehingga intervensi dapat dilakukan dengan mudah.
“Ini data yang bersumber dari penginputan seluruh posyandu, pustu dan puskesmas yang pelaporannya langsung ke Kemenkes. Jadi servernya ada di kementrian, dan kami yakini data ini validitasnya bagus karena by name by adress, datanya lengkap dan mudah di akses,”tambahnya.
Asran menguraikan, data di e-PPGBM mencatat balita stunting di Sulbar berada di angka 24,43 persen. Data itu diambil dari 112.265 jiwa atau 85,89 persen balita di enam kabupate se-Sulbar.
Balita stunting per kabupaten berdasarkan pelaporan e-PPGBM juga diurai Asran, diantaranya Pasangkayu 14,58 persen, Mamuju Tengah 22,48 persen, Mamuju 27,45 persen, Majene 31,07 persen, Polewali Mandar 22,55 persen, dan Mamasa 27,81 persen.
“Ini penginputan dari 98 puskesmas, jadi datanya memang berbeda dengan SSGI. Saya harap melalui kesempatan ini, kalau e-PPGBM disandingkan dengan data yang lain akan lebih valid, data BKKBN juga ada, Dinsos, dan BPS, saya kira kita akan mendapatkan satu data yang lebih akurat dan mampu untuk dipakai menentukan intervensi pencegahan stunting,”kuncinya.
(adv/adm)