SULBARPEDIA.COM,- Hari pertama masuk sekolah di SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar) tampak pemandangan miris, di mana seorang murid baru masuk sekolah tidak memakai sepatu seperti murid murid yang lainnya.
Siswa tersebut bernama Muhammad Firdaus, yang datang ke sekolah tidak didampingi oleh orang tuanya. Firdaus masuk di dalam kelas hanya berlaskan sendal tidak seperti murid baru lainnya.
“Anak saya tidak pakai sepatu ke sekolah Karena saya sebagai orang tua tidak ada uang untuk membelikan sepatu untuk anak saya,” kata Siti Aisyah, orang tua Muhammad Firdaus, Senin (15/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siti Aisyah mengaku tidak memiliki uang untuk membelikan anakanya sepatu. Ia juga mengakui jika kondisi ekonominya sulit.
“Sebagai orang tua saya sebenarnya malu tapi mau diapa lagi karena saya tidak punya uang untuk membelikan sepatu anak saya,” sedih Siti Aisyah.
Baju seragam yang dipakai Muhammad Firdaus merupakan baju yang dicicil kepada penjual baju seragam. Baju seragam tersebut harus dibayar tiap bulan.
“Jangankan untuk beli sepatu untuk beli baju seragam saja saya harus mencicil sama penjual baju,” keluhnya.
Orang tua Muhammad Firdaus, sehari-hari hanya berprofesi sebagai penjual sayur keliling kampung dengan menggunakan sepeda.
“Penghasilan sehari hari hanya berkisaran 100 ribu rupiah itu kalau semua laku. Tapi kalau sayur atau tempe yang saya bawa tidak laku maka bisa rugi,” bebernya.
Muhammad Firdaus bersaudara sebayak 4 orang, dia merupakan anak yang terakhir. Satu saudaranya saat ini masih sekolah dengan dibiayai pakai bea siswa di Jakarta.
“Kondisi saudara Firdaus saat ini di Jakarta sangat memprihatinkan sehingga terancam putus sekolah,” katanya.
Orang tua Firdaus saat ini hanya bisa berharap agar anak bisa terus lanjut sekolah meskipun hanya beralaskan sandal jepit.
Orang tua Firdaus juga berharap agar pemerintaj memberikan bea siswa kepada anakanya supaya anaknya yang bungsu ini bisa sekolah seperti anak anak lainnya.
(rls/adm)