Tanpa Tasreh Card, Tak Bisa Masuk Arafah, Musdalifah, Mina

- Jurnalis

Minggu, 9 Juni 2024 - 20:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanpa Tasreh Card, Tak Bisa Masuk Arafah, Musdalifah, Min

Reportase Haji 2024 M|1445 H
Oleh : Usman Suhuriah
TPHD Sulbar melaporkan dari Makkah

SULBARPEDIA.COM,- Tasreh Card (Nusuk Card) adalah pilihan kementerian haji dan umrah kerajaan Saudi. Itu demi ketertiban, keamanan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Penggunaan Tasreh card merupakan cara baru kerajaan Saudi. Sebelumnya belum ada semacam ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penggunaan kartu tasreh, juga untuk memastikan bahwa jamaah haji baik reguler maupun non reguler adalah yang sudah terverifikasi. Hingga berhak untuk menerima tasreh card. Di luar itu tak akan diberi meski karena posisi dan kedudukannnya apapun.

Tentu saja kartu ini adalah berpatokan pada data sebelumnya. Bahwa dari masing-masing negara telah melakukan verifikasi jamaahnya yang akan resmi berangkat haji. Dan pihak imigrasi kerajaan Saudi hanya mendasari data-data tersebut untuk menerbitkan tasreh card. Jadi, tidak ujuk-ujuk diterbitkan sendiri oleh kementerian Haji dan Umrah Saudi. Terbangun sistem operasi data lewat jaringan komputer antar negara untuk saling berkonfirmasi.

Tasreh Card, bentuknya sebagaimana kartu yang akan dikalungkan oleh seluruh jamaah tanpa kecuali, memuat data personal jamaah. Tulisan diatasnya menggunakan dua bahasa ; Arab dan Inggeris. Berukuran lebih besar dari ukuran rata-rata yang kerap dibikin-bikin panitia seminar di tanah air. Tasreh Card tergolong lux, kira-kira setara dengan kartu peserta pertemuan berstandar internasional. Bagus exelence ?

Pada kartu ini terdapat barcode.
Barcode menurut biasanya akan lebih akurat, cepat untuk membaca data-data inventarisasi. Seperti yang kita tahu ini memang tertib, pasti dan mudah dilakukan.

Barcode ini tinggal dipindai oleh alat yang dimiliki petugas makhtab.

Membaca data apa saja yang sudah diinventarisasi, dengan aplikasi barkode, memang sudah umum digunakan,”. Cukup memindai maka seketika data-data tersebut terbeberkan lengkap di layar yang disiapkan untuk itu.

Lantas mengapa kerajaan Saudi ketat, dan malah super ketat atas keberadaan jamaah yang hendak memasuki armuzna (arafah, musdalifah,mina) tahun ini. Yang pengetatan ini (dianggap) salah satu satunya wajib tasreh card?

Pihak mahktab (kantor resmi perhajian Saudi) sebelumnya telah merilis skenario penggunaan tasreh card. Bahwa demi keamanan jutaan jamaah haji tahun ini, tasreh card adalah solusi.

Sesaat jamaah asalnya dari manapun, ketika akan digerakan ke armuzna, pihak makhtab akan mendatangi tempat mukim (hotel) dimana jamaah akan diberangkatkan ke armuzna. Bus sudah dipastikan steril. Petugas makhtab lalu melakukan scanning (memindai) tasreh card milik setiap jamaah sebelum menaiki bus. Jamaah yang lolos dari proses scaning menuju bus. Demikian seterusnya hingga selesai proses scaning pada tasreh card yang dikalungkan semua jamaah.

Memastikan penggunaan tasreh card dan kecocokan jumlah jamaah dalam bus yang resmi menuju armuzna, maka segera dilakukan penyegelan pintu bus. Segel tersebut tidak sama sekali dibolehkan posisinya berubah (rusak, robek). Begitu segel berubah dari keadaannya (rusak) maka semua penumpang bus tidak diloloskan memasuki armuzna. Praktis, jamaah-jamaah ini tidak bisa wukuf di arafah bermalam (mabit) di musdalifah, melontar jumrah di Mina.

Pemeriksaan Tasreh Card ini tidak saja akan dilakukan saat pergerakan dari hotel, tetapi juga setelah di armuzna melalui suatu pintu masuk. Pemeriksaan penggunaan kartu ini juga akan dilakukan secara acak selama pelaksanaan ibadah haji di armuzna.

Keinginan paling mendasar dari pemerintah kerjaan Saudi sebagai pelayanan paling utama pelaksanaan ibadah haji, berkaitan penerapan tasreh card ini adalah menyasar kepada pendatang yang tidak resmi. Bahwa kerap banyaknya pendatang tidak resmi namun berupaya memasuki armuzna.
Pendatang tidak resmi dilihat “membahayakan” berdasarkan hitungan jumlah jamaah
yang sudah dipertimbangkan secara presisi antara jumlah jamaah tiap senti (kapasitas ruang) di Armuzna. Selain tentunya menjadi sangat tidak adil bila jamaah yang datang tanpa prosedur kelak membahayakan jamaah yang sudah menunggu antrian puluhan tahun.

Penggunaan tasreh card ini, tentu diharapkan sebagai alat bantu, demi memitigasi kemungkinan buruk dari penumpukan jutaan jamaah di Armuzna nantinya. Semoga semua pihak memahami penggunaan tasreh card ini. wallahu’ a’lam.

(@#)

 

Berita Terkait

Air Mata di Mina
Ke Jamarat di Pilar Tiga Batu
Wukuf di Padang Ma’rifah
Wakil Ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah Bersama Jemaah Haji Kloter 24 Wukuf di Arafah
Pertamina Sulawesi Gelar Pasar Murah di Mamuju, Pastikan Stok LPG 3 Kg Aman Jelang Idul Adha 1445 H
Pertamina Luncurkan UMK Academy, 140 Pelaku Usaha di Sulawesi Siap Naik Kelas
Inilah Jeddah, Pintu Gerbang Dua Tanah Haram
Mendagri Tito Lantik Bahtiar Baharuddin Jadi Pj Gubernur Sulbar Gantikan Prof Zudan

Berita Terkait

Sabtu, 29 Juni 2024 - 17:37 WIB

Bupati Mamuju Sutinah Terima Penghargaan Nasional Bangga Kencana dari BKKBN

Sabtu, 29 Juni 2024 - 07:41 WIB

Dinkes Sulbar Ikuti Kegiatan Validasi Data Kesehatan Tahun 2024 di Bogor

Jumat, 28 Juni 2024 - 11:12 WIB

Polisi Amankan 6 Remaja Pesta Miras-Bikin Keributan di Jalan Husni Tamrin Mamuju

Jumat, 28 Juni 2024 - 09:47 WIB

Bulan Intervensi Stunting, Dinkes Mamuju Catat Angka Balita Ditimbang hingga 24 Juni 68,4%

Jumat, 28 Juni 2024 - 08:57 WIB

Dinkes Mamuju Adakan Rapat Koordinasi Pokjanal Posyandu, Dibuka Sekda Suaib

Rabu, 26 Juni 2024 - 19:15 WIB

Bentuk Tim Kerja Kabupaten Sehat, Pemkab Mamuju Target Raih Penghargaan Swasti Saba

Rabu, 26 Juni 2024 - 19:12 WIB

Dinkes Mamuju Gelar Rapat Pembentukan Kelompok Kerja Kabupaten/Kota Sehat

Selasa, 25 Juni 2024 - 16:50 WIB

4 Pakar Kesehatan Jadi Pemateri di Kegiatan Audit Kasus Stunting, Ada Spesialis Anak-Ahli Gizi

Berita Terbaru