SULBARPEDIA.COM,- Anggota DPRD Sulbar Taufiq Agus meminta Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Prov.Sulbar mengevaluasi sistem pemungutan dan penghitungan pada pemilihan serentak Pilpres dan Pileg 2024 mendatang.
Evaluasi yang harus dilakukan KPU kata politisi Golkar itu terutama pada pada tempat pemungutan suara (TPS). Ia mengatakan kecurangan sering kali terjadi pada TPS misalnya pada kertas suara sisa atau cadangan yang kemudian digunakan untuk kepentingan suara Caleg tertentu.
“Potensi kecurangan pertama pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) sering kali terjadi jumlah pemilih yang menggunakan KTP itu jumlahnya sangat signifikan, ini harus diantisipasi oleh KPU. Potensi kecurangan juga biasanya terjadi pada kertas suara yang sisa atau tidak digunkan dan yang ketiga potensi kecurangan juga terjadi pada hasil rekapitulasi ditingkat desa, banyak C1 plano yang palsu beredar. Semua potensi kecurangan ini saya harap KPU dan Bawaslu dapat mengantisipasinya sejak awal.”kata anggota DPRD Sulbar dapil Mamuju Tengah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Agar daftar pemilih tambahan yang menggunkan KTP tidak lagi meningkat signifikan disetiap momentum pemilihan, maka Taufiq meminta agar KPU dan Bawaslu lebih maksimal melakukan pemutahiran data pemilih ditingkat TPS.
“Bagi kami Pemilu itu dikatakan sukses ketika tidak ada lagi masalah di TPS. Tidak ada lagi pemilih tambahan yang menggunakan KTP, tidak ada lagi pemilih ganda, tidak ada lagi orang meninggal tapi masih dapat C6 atau undangan memilih. Semua masalah ini sering kali menjadi masalah berulang, saya berharap Pemilu 2024 tidak adalah masalah.”harapnya Senin, 20/02/23.
Wakil ketua DPD Golkar Sulbar ini juga mengingatkan KPU dan jajarannya agar mendata pemilih potensial yang masih duduk di bangku SMA yang kira-kira sudah dapat memilih pada 14 Februari 2024 mendatang.
Terakhir, Taufiq juga meminta agar KPU aktif melakukan sosialisasi kepada pemilih pemula yang masih duduk di bangku SMA. Hal ini penting dilakukan mengingat jumlah pemilih pemula semakin tahun semakin meningkat.
“Banyak hal yang harus dibenahi oleh KPU, kami dari partai Golkar tentu siap berkolaborasi meminimalisir persoalan yang ada. Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan, pemilih muda akan mendominasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dalam hal ini, pemilih muda didefinisakan sebagai warga berusia 17-39 tahun. Menurut hasil survei tersebut, proporsi pemilih muda pada Pemilu 2024 diprediksi mendekati 60 persen atau sekitar 190 juta warga.”tutup pria asal Budong-Budong itu.
(Lal)