MAMUJU, – Jika berkunjung ke Mamuju Sulawesi Barat jangan lupa berkunjung ke kawasan wisata mangrove Saluleang yang terletak di kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku Mamuju. sebagian warga menyebut wisata tersebut adalah wisata rumah pohon.
Wisata mengrove berada di pesisir pantai di bagian utara kota Mamuju, jaraknya sekitar 25 km dari kota Mamuju arah ke bandar udara Tanpa Padang.
Wisata mangrove itu masih sangat alami, pohon bakau yang padat menjadi pemandangan indah wisata itu, demi kenyamanan pengunjung, pengelola menyediakan sejumlah Villa kecil yang dapat ditempati beristirahat sekaligus tempat membakar ikan.
Untuk dpat menempati Villa itu anda cukup menyiapkan doi (uang) sebesar Rp. 25 ribu saja. Di tempat itu juga pengunjung dapat lansung memancing ikan laut jika air laut pasang.Wisata mangrove Saluleang ini baru mulai populer sekitar 3 tahun terakhir.
Rumah pohon Saluleang adalah bentangan hutan mangrove yang luasnya kurang lebih sekitar lima hektar.
Salah seorang pengunjung dari kota Mamuju Enda mengaku cukup sering berwisata ketempat itu, selain nyaman dan sejuk, jarak tempuh yang relatip dekat menjadi pertimbangan tersendiri bagi Enda.
” saya rutin ke wisata Mangrove ini, suasananya nyaman, sejuk, biaya masuknya murah lagi hanya 2 ribu rupiah perorang. Disini bagi yang suka mancing juga bisa nongkrong sambil mancing, dan kalau dapat ikan bisa juga langsung dibakar karena tempat pembakaran juga disiapkan oleh pengelolah wisata ini,”kata Enda belum lama ini.
Di tempat yang sama, Munajib, pengelolah wisata Hutan Mangrove mengatakan bahwa pihaknya membangun dan merancang wisata itu secara perlahan tanpa bantuan pemerintah. Sejumlah tantangan yang harus dihadapi Munajib sebelum sukses membuat wisata itu.
” awalnya sebagian teman-teman disini menertawai saya dengan rancangan yang kami lakukan, bahkan mereka bilang itu pohon mau di apakan bikin kerjaan saja, saya bersama dengan rekan-rekan tidak memperduli itu dan fokus untuk menata tempat ini, modal yang pertama kami gunakan untuk mengelola tempat ini sekitar tiga juta rupiah, alhamdulillah wisata ini sudah sedikit demi sedikit berubah, dan kami terus bersemangat bahwa tempat ini nanti akan menjadi tempat wisata bagi masyarakat Mamuju dan setelah berjalan hampir setahun sampai sekarang alhamdulillah wisata ini sudah pernah di kunjungi Turis dan kami sangat puas dan akan seterusnya kami membesarkan tempat ini.” tutup Munajib.
(Adv/Daus/Lal)
Telah dibaca: 28,949