SULBARPEDIA.COM,- Salah satu brand lokal di mamuju yang bergerak dibidang fashion kaos, malaqbi Apparel mencoba mengangkat nilai budaya,sejarah dan sosial dalam tiap produk design kaosnya.
Berawal dari keresahan owner, hafis yang menganggap kurangnya literasi budaya pada kaum millenial Sulawesi barat terkhusus di Mamuju.
” Kita mencoba melahirkan terobosan dengan medium fashion untuk memperkenalkan sejarah dan budaya kita di Sulbar terlebih bagi millenial” terang mahasiswa jurnalistik UIN tersebut
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut brand lokal yang bertoko di Mamuju tersebut menjelaskan tiga design kaos yang telah diproduksi masing-masing mengenalkan budaya mandar, sejarah Mamuju dan motif kain sekomandi serta tokoh mandar Baharuddin lopa.
Menurutnya, brand fashion tak ada matinya apalagi brand lokal yang mengangkat nilai di tiap kaos yang diproduksi.
” Di Mamuju sendiri, saya kira masih kurang teman-teman yang membuat dan menciptakan brand sendiri” ujarnya
Selain membuat brand sendiri, pria yang akrab disapa fiz mulai memasarkan usaha lainnya dibidang pakaian polos yang juga dimulai sejak awal Januari 2021.
Pakaian dari kaos polos, Hoodie polos, kerah polos mulai ia geluti sejak tahun lalu, yang sebelumnya melakukan survey harga dan bahan sehingga ia menjamin produknya berkualitas tinggi.
” Untuk melihat produk kami, bisa mengunjungi akun medsos malaqbi Apparel dan polos store Mamuju, untuk sementara pemesanan hanya melalui akun instagram @malaqbi_apparel” jelasnya
Selanjutnya ia menerangkan design ke empat dari brandnya akan mengangkat keberagaman di Sulawesi barat hingga motto “millete diatonganan”-meniti pada kebenaran.
Ia berharap ruang karya dan kreatifitas pemuda di Mamuju melalui medium apa saja dapat diterima dan disupport oleh masyarakat terkhusus pemerintah.
Lebih lanjut ia menceritakan kunjungannya saat ke Bandung melihat bagaimana pemuda di kota kembang tersebut berlomba-lomba dalam memasarkan keterampilan dan karyanya di pinggir-pinggir jalan dan nuansa itu tercipta sejak lama, sehingga brand-brand ternama lahir dan berkembang di kota tersebut.
” Kita harus membuat iklim “pemuda berani”, bercermin pada Bandung dan Jogja, Mamuju harus menciptakan ruang bagi pemuda untuk berani berkarya dan memasarkan karyanya” tutup pemuda yang juga aktif di kegiatan literasi.
(Dn/Ll)