SULBARPEDIA.COM,- Perhatian Ali Baal Masdar (ABM) terhadap pembangunan dan pengembangan rumah Ibadah dan lembaga keagamaan saat menjadi Gubernur Sulawesi Barat sangatlah besar.
Berdasarkan data dari Pemprov Sulbar yang masuk dalam daftar bantuan penerima hibah terhitung sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 berjumlah 3.541 rumah ibadah dan lembaga keagamaan.
Secara rinci, pada tahun 2019, di masa kepemimpinan ABM, telah membantu sebanyak 1.149 rumah ibadah dan lembaga keagamaan dengan total anggaran sebesar Rp 25 Miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk tahun 2020, Pemprov Sulbar di bawah kepemimpinan ABM kembali mengucurkan dana hibah sebesar Rp. 17.821.000.000 dengan menyasar 528 rumah ibadah dan lembaga keagamaan sebanyak.
Pada tahun 2021, ABM mengalokasikan dan membantu pembangunan 658 rumah ibadah dan lembaga keagamaan sebesar Rp 20.828.295.300.
Sementara, pada tahun 2022, ABM mengucurkan dana hibah sebesar Rp 19.711.800 dengan menyasar 914 rumah ibadah dan lembaga keagamaan.
Koordinator juru bicara Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar dan Arwan M Aras (ABM-Arwan), Ashari Rauf menuturkan, perhatian pada aspek keagamaan di era kepemimpinan ABM sebagai Gubernur tidak dapat dipungkiri sangat besar.
“Jadi jangan tanyakan bagaimana perhatian beliau (ABM) kepada aspek keagamaan seperti rumah-rumah ibadah dan lembaga keagamaan. Sebagai sosok yang religius dan tanpa membedakan, ABM membantu semuanya,” kata Ashari.
Ashari optimis, pemuka-pemuka agama di Sulbar tahu persis bagaimana perhatian dan keberpihakan ABM semasa Gubernur Sulbar.
“Beberapa pemuka agama seperti pendeta dan imam-imam masjid termasuk pemuka agama lain di Sulbar ini mengaku bersyukur karena bapak ABM sewaktu jadi gubernur memberikan peehatian serius dalam rangka pembinaan dan pembangunan keagamaan,” jelasnya.
Karena itu, Ashari juga yakin, ke depan jika warga Sulbar kembali memercayai ABM bersama Arwan Arwas menahkodai Sulbar, maka perhatian dan keberpihakan pada aspek keagamaan akan menjadi salah satu hal prioritas.
“Begitu juga dengan aspek kebudayaan. Bagaimana beliau membangun 2 rumah adat, baik rumah adat Lantang Kadanenek di Mambi, dan rumah adat boyang kayyang buttu cipping di Polman. Belum lagi event-event nasional seperti sandeq race dan sebagainya,” tutup Ashari.
(Lal)