SULBARPEDIA.COM, – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK), bersama Wakil Gubernur Salim S. Mengga (JSM), melakukan safari Ramadan di Masjid Agung Nurul Ikhsan Mambi, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, pada malam ke-15 Ramadan.
Kegiatan ini diawali dengan salat Isya dan tarawih berjamaah bersama masyarakat setempat. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur SDK menyampaikan refleksi kepemimpinannya serta berbagai tantangan pembangunan yang masih dihadapi Sulbar, khususnya di Kabupaten Mamasa.
Dalam sambutannya, Suhardi Duka menegaskan bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah tugas yang mudah. Ia mengungkapkan bahwa proses demokrasi yang panjang dan mahal hanya merupakan langkah awal, karena tantangan sesungguhnya baru dimulai setelah terpilih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah terpilih, tugas seorang pemimpin semakin berat karena harus merealisasikan apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat. Apalagi, kondisi daerah kita masih jauh dari ideal. Pertumbuhan ekonomi melambat, angka kemiskinan masih tinggi, akses infrastruktur di banyak desa belum memadai, layanan BPJS masih tersendat, bahkan di Mamasa, gaji ASN dan kepala desa masih banyak yang belum dibayarkan,” ungkapnya. Jumat (14/3/2025).
Menurutnya, berbagai permasalahan tersebut harus segera diselesaikan melalui kerja sama semua pihak. Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Kunci sukses dalam pemerintahan adalah sinergi antara pemimpin (umara), ulama, dan umat. Sehebat apa pun seorang pemimpin, jika tidak didampingi ulama yang memberikan nasihat, ia bisa tergelincir. Begitu juga, jika umat tidak solid, maka pembangunan akan sulit terwujud,” jelas mantan Bupati Mamuju dua periode tersebut.
Gubernur SDK menegaskan komitmennya untuk menjalankan pemerintahan bersama Wakil Gubernur Salim S. Mengga dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas tinggi. Salah satu fokus utama pemerintahannya adalah pengentasan kemiskinan di Sulbar, dengan target menurunkan angka kemiskinan sebesar 1 persen setiap tahun.
Saat ini, angka kemiskinan di Sulbar masih berada di kisaran 11 persen, sementara di Mamasa mencapai 16 persen, dengan sekitar 20 ribu penduduk masuk dalam kategori miskin ekstrem.
“Ini adalah tanggung jawab besar yang harus kita selesaikan bersama. Saya telah mengarahkan seluruh daya dan sumber daya untuk fokus pada masalah mendasar ini,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Pemprov Sulbar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut. Selain itu, program beasiswa bagi anak-anak kurang mampu yang ingin melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi juga menjadi salah satu prioritas utama.
SDK menekankan bahwa pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud jika seluruh pemangku kepentingan memiliki komitmen yang kuat dan menjalankan tugasnya dengan integritas.
“Kita ingin Sulbar sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Untuk itu, semua pihak harus memperbaiki diri dan membangun dengan penuh dedikasi. Seperti kata Presiden, ‘Perbaiki dirimu sebelum kamu diperbaiki’,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, SDK mengajak masyarakat untuk selalu mendoakan para pemimpin agar dapat menjalankan tugas dengan amanah.
“Kami berharap umat Islam senantiasa mendoakan para pemimpinnya—Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, pimpinan DPRD, dan para pejabat lainnya—agar mereka tetap berada di jalur yang benar,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa tanpa landasan iman dan nilai-nilai agama, seorang pemimpin bisa melenceng dari harapan rakyat. Oleh karena itu, SDK berkomitmen untuk terus mengawasi jalannya pemerintahan agar setiap program benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Safari Ramadan ini menjadi momentum bagi Pemprov Sulbar untuk lebih dekat dengan masyarakat sekaligus memperkuat sinergi dalam membangun daerah. Acara berlangsung dengan khidmat, ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan Sulbar.
(Wid)