Uji Jago Kepala Daerah
Oleh : Usman Suhuriah
Wakil Ketua DPRD Sulbar
Tak pelak pandemi Covid-19 ini ternyata tidak hanya menguji kesabaran warga tetapi juga menguji kecakapan para kepala daerah. Kepala daerah baik bupati, gubernur seketika terpaksa menghadapi ujian di tengah pandemi saat ini. Ujian akan kedalaman ide-ide, gagasan-gagasan dalam menghadapi penyebaran Covid-19.
Banyak kepala daerah saat ini yang muncul bak komandan lapangan. Ada juga yang seperti istilah orang jawa tampak ngeyel (ngotot), ada yang biasa-biasa atau datar-datar saja. Tetapi semua yang terlihat memang memunculkan sosok kepala daerah yang tampak hebat, cepat, cerdas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mampukah memang para kepala daerah dengan segenap beban yang dimiliki bisa bertindak lebih cerdas, lebih cepat di saat situasi darurat seperti saat ini. Sementara dalam keadaan normal ada banyak kepala daerah yang selalu jadi sorotan, serta kerap menuai kritik. Atau apakah dalam keadaan abnormal justru malah memunculkan kecakapan para kepala daerah, entahlah ?
Melihat kepala daerah saat ini memang akan menghadapi hal tidak lumrah, bila membandingkan tema-tema yang dihadapi sebelumnya. Tema yang dihadapi di kala normal adalah tema seperti soal imprastruktur, pertumbuhan ekonomi, rencana pendapatan dan belanja di daerah. Tema-tema ini adalah tema yang dihadapi di kala normal.
Tetapi dengan amat ekstrim dan sangat jauh berbeda dengan tanggap darurat. Tampak saat ini adalah para kepala daerah harus memutar stir birokrasi dari biasanya tambung dan bergerak lambat. Di sini tak ada tawar menawar lagi dan harus mengadaptasi kepada perubahan cara pandang, dan menyusun strategi lebih cepat. Kepala daerah tidak boleh menunggu apalagi berlaku defensif , namun harus terlibat cepat mengikuti mainstream tanggap darurat.
Yakni cepat tepat, baik karena diarahkan oleh pemerintah pusat maupun karena harus melahirkan kebijakan politik di tingkat daerah.
Para kepala daerah harus berada di lapangan masalah untuk berhadapan dengan sejumlah konsekwensi yang dihadapi seperti berada di depan sebagai komando untuk mendisiplinkan warga agar mengikuti protokol kesehatan. Tampil menghadapi segala konsekwensi karena pembatasan pergerakan warga berikut konsekwensinya harus dihadapi oleh para kepala daerah. Karena itu, segala konsekwensi yang muncul dalam keadaan darurat merupakan arena untuk menguji kecakapan, keterampilan serta kecerdasan kepala daerah dalam menjalankan manajemen bencana.
Adalah tidak sulit mengukur tingkat keberhasilan para kepala daerah dalam menjalankan semua kendali manajemen bencana. Yang secara simpel oleh mata publik terarah pada keberhasilan mendisiplinkan warga karena kemampuannya menggunakan komunikasi intruksional, keberhasilannya memobilisasi warga dalam mengakses informasi terpusat. Keberhasilan untuk menurunkan grafik pasien corona virus, termasuk keberhasilannya dalam mengelola sistem informasi dan pelayanan kelompok sasaran penerima jaring pengaman sosial berikut distribusinya kepada warga dengan cara tepat sasaran serta berkeadilan.
Memang sangat berat mengendalikan kepemimpinan di tengah pandemik ini. Sebab pergerakan perubahan sedemikian cepat. Belum lagi melayani aspek penanganan maka secara bersamaan juga harus melakukan penanggulangan. Selain kedua aspek yang harus dilakukan serempak juga harus menangani dampak bencana seperti kebutuhan pangan warga.
Pendeknya, kepala daerah harus berjibaku dan bersaing dengan kecepatan dampak yang ditimbulkan keadaan darurat.
Alhasil, ini menjadi momen untuk melihat kepala daerah mana yang memiliki kemampuan dalam keadaan dan situasi yang disebutkan. Melihatnya -tidak terkecuali kepala daerah di daerah kita provinsi Sulawesi Barat, dengan mengkomparasi wilayah mana dari sisi manajemen, kemampuan menjalankan perangkat komunikasi, dan strategi dalam menerapkan kebijakannya sampai dapat disebut terdapat daerah yang memiliki keunggulan di atas rata-rata di antara wilayah satu dengan yang lain.
Tentu akan terlihat kecerdasan para kepala daerah menyelesaikan agenda yang saling bersimpangan untuk kemudian menjadi menyatu oleh kapasitas manajerial sang kepala daerah. Kemampuan untuk melakukan konsolidasi dalam wilayah administrasi terpisah kemudian mengkonsolidasi semua kapasitas untuk bersatu menghadapi pandemik ini.
Akhirnya momentum ini sedikitnya menuai hikmah oleh kesempatan warga dalam melihat kecerdasan, kepiawaian, dan terutama tanggungjawab kepala daerah. Dan momentum ini sekaligus menjadi ajang “uji jago” para kepala daerah dalam menghadapi pandemik covid-19. Berdoa para kepala daerah tetap teguh, sehat wal afiat !
(@#)