MAMUJU,Sulbarpedia – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam kader Laskar Anti Korupsi Sulawesi Barat (LAK SULBAR) menyambangi kantor Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sulbar untuk mendapatkan informasi terkait dengan pendapatan asli daerah (PAD), Jumat (10/03/23).
Namun sangat disayangkan, sebab disela-sela pertemuan itu aktivis pemuda LAK Sulbar diduga merasa dilecehkan dengan pernyataan Kepala BPKPD Amujib.
“Aktivis pemuda sekaligus kader LAK SULBAR merasa keberatan atas dugaan pelecehan yang dilakukan oleh kepala BPKPD tersebut. Kabag bilang ‘kasih itu uang Rp 50 ribu,” ujar anggota LAK Sulbar, Andika saat kepada wartawan, Senin (13/3/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, statmen pernyataan sangat mencederai serta sudah masuk indikasi pelecehan. Sebab kata dia, dalam undang undang 1945, tiap warga negara berhak mendapatkan informasi. namun pihaknya malah mendapatkan perlakuan yang kurang etis.
“Jika model pelayanan seperti ini terus di pelihara di ruang lingkup pemerintahan, maka kita sudah bisa membayangkan kedepan Sulbar seperti apa. Saya berharap individu individu demikian tidak lagi mengisi ruang ruang pemerintahan sebab akan merusak citra disisi pelayanan yang humanis” tegasnya.
Lebih jauh dia menanyakan terkait motif yang melatarbelakangi Kepala BPKPD Sulbar mengelurakan statmen tersebut.
“Kenapa harus berkata demikian ke kami, apakah pantas seorang pejabat pemerintahan mengeluarkan bahasa demikian” katanya.
Atas ucapan itu, ia bersama pemuda lainnya akan menyurat ke Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) mengenai perlakuan Kepala BPKPD Sulbar agar diberikan sanksi tegas.
“Setelah ingin pulang Kabid Pendapatan menyodorkan uang Rp 50 ribu namun saya tolak dan perlakuan kabag ini akan kami laporkan ke Mendagri,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sulbar Amujib mengaku heran jika para aktivis tersebut tersinggung dengan ucapannya. Menurutnya, uang yang hendak diberikan tersebut dimaksudkan untuk membeli makan siang.
“Jadi mereka datang bertanya (soal PAD Sulbar), saya bilang urusannya bidang itu, jadi saya bilang waktu siang ini kasih makan, jadi siapapun teman-teman saya kasih begitu. Kenapa tersinggung,” ujarnya.
Lebih jauh kata dia, saat itu dirinya tak bisa menjamu para aktivis tersebut. Dia pun berinisiatif meminta anggotanya memberikan uang sejumlah Rp 50 ribu.
“Jadi kalau saya tidak sempat menjamu, jadi jamu diluar saja. Saya bilang kasih mi Rp 50 atau berapa untuk makan,” ungkapnya. (**)