SULBARPEDIA.COM,- Dirjen Bimas Buddha melalui Bimas Buddha Kanwil Kemenag Sulbar menyelenggarakan pembinaan moderasi beragama bagi siswa pendidikan dan keagamaan Buddha, Minggu 28 November 2021.
Kakanwil, H. Muflih B. Fattah yang diwakili oleh Pembimas Buddha TS. Haryanto menyampaikan 4 tolak ukur moderasi sesaat sebelum membuka kegiatan secara resmi.
Empat tolak ukur tersebut diantaranya; sikap terbuka, dengan kata lain menerima perbedaan berarti bersikap terbuka atau menerima dan mengakui ajaran agama lain dan tidak memvonis negatif agama lain. Yang kedua, berpikir rasional dimana perilaku ibadah ataupun kebaikan ajaran agama tidak dibandingkan dengan ajaran agama lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yang ketiga, rendah hati, yaitu sebagai siswa-siswi Buddha hendaknya ada rasa ingin belajar mengembangkan dan menerapkan perilaku tidak angkuh atau tidak sombong, serta berlaku baik kepada siapapun tanpa pandang bulu. Yang keempat, memberi manfaat, kita siswa-siswi dalam kegiatan keagamaan Buddha melalui moral atau sila sudah sepatutnya memberikan manfaat bagi pemeluk agama lain dan semua makhluk agar semuanya bisa hidup berbahagia.
Lebih lanjut Pembimas Buddha menambahkan bahwa tema “toleransi” yang diangkat yaitu sikap saling menerima dari keterbukaan terhadap adanya umat dengan agama yang beragama, “jadi kita harus bisa hidup rukun”, jelas Pembimas.
Sedangkan untuk “wawasan kebangsaan”, maksudnya adalah para pemuda generasi Buddha khususnya sekolah minggu harus punya wawasan kebangsaan yaitu bagaimana cara pandang kita yang mengutamakan kesatuan dan persatuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Oleh sebab itu tahun ini adalah tahun moderasi beragama dimana pendidikan karakter dimulai di sekolah-sekolah dan pendidikan agama didapatkan di lembaga pendidikan keagamaan masing-masing agama”.Haryanto.
“Untuk tahun 2022, telah dicanangkan oleh menteri agama sebagai tahun toleransi sehingga tepatlah kegiatan ini sebagai program pembinaan bagi siswa pendidikan agama dan keagamaan buddha”, jelasnya.
(ric/lal)