SULBARPEDIA.COM,- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) ikut mengecam aksi oknum anggota TNI yang diduga bertindak represif saat demonstrasi kasus uang palsu di Mamuju. Oknum TNI tersebut diduga memiting hingga menjatuhkan salah satu massa aksi.
Ketua HMI MPO Majene Ahmad mengatakan seharusnya seharusnya TNI tidak boleh ikut campur karna demo tersebut menyangkut urusan sipil. Apalagi kata dia, oknum TNI itu sampai melakukan intimidasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dan saya kira apa yang dilakukan oleh para anggota TNI yang turun melakukan pengamanan aksi tentu melampaui tupoksinya, sementara ada pihak kepolisian yang lebih proporsional untuk melakukan pengamanan ketika ada demonstrasi,” kata Ahmad kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Menurut Ahmad, dari vidio yang beredar jelas massa aksi dari HMI Cabang Mamuju dihalangi. Halangan itu kata dia, seakan-akan massa aksi adalah terorisme yang mengancam stabilitas keamanan negara.
Baca Juga: Demo HMI Mamuju Soal Kasus Uang Palsu di BI Sulbar Tegang, Ada Oknum TNI Bertindak Represif
“Yang pastinya kami sangat mengecam keras tindakan refresif tersebut. Semoga saja ini bukan pertanda orde baru dalam versi terbaru,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, HMI Cabang Mamuju menggelar aksi demonstrasi terkait kasus beredarnya uang palsu. Aksi sempat tegang usai sejumlah anggota TNI disebut hendak menghentikan pembakaran ban di lokasi.
Massa awalnya menggelar aksi demonstrasi di Polresta Mamuju lalu berlanjut di Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar pada Selasa (21/5).
Di titik aksi kedua yakni Kantor BI Mamuju, para demonstran meminta klarifikasi atas pernyataan Humas BI yang menyebutkan bahwa BI tidak memiliki fungsi pengawasan langsung terhadap peredaran uang palsu, melainkan hanya melakukan edukasi kepada masyarakat.
Namun kata Ketua HMI Mamuju Dahril, ketegangan sempat meningkat ketika beberapa anggota TNI yang tiba-tiba hadir di lokasi aksi berusaha menghentikan pembakaran ban oleh demonstran.
“Aksi represif dan arogan dari tentara tersebut memicu bentrokan, yang berujung pada salah satu kader HMI mengalami cekikan. Insiden tersebut sangat disayangkan oleh HMI yang menilai tindakan aparat tidak ramah dan tidak humanis,” ujar Dahril.
(adm/adm)