SULBARPEDIA.COM, Majene — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene menyoroti kembali lemahnya sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene. Kritik tersebut mencuat setelah beredarnya keluhan masyarakat di media sosial terkait pasien yang kesulitan mendapatkan obat, hingga keluarga pasien terpaksa membeli kebutuhan pengobatan di apotek luar rumah sakit.
Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Majene, Kadi, menyebut persoalan ini bukan hal baru. Ia menilai situasi tersebut mencerminkan lemahnya manajemen pelayanan publik di sektor kesehatan.
“Rumah sakit seharusnya menjadi tempat penyembuhan, bukan tempat penderitaan baru bagi rakyat kecil. Jika obat dasar saja tidak tersedia, bagaimana nasib pasien kurang mampu yang tidak punya akses untuk membeli di luar?” tegas Kadi, Rabu (15/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kadi mengungkapkan, ketiadaan stok obat seperti paracetamol, obat asam lambung, hingga alat infus menjadi bukti nyata lemahnya sistem logistik dan pengawasan internal di RSUD Majene. Menurutnya, hal ini menunjukkan masih buruknya tanggung jawab pelayanan kesehatan di daerah.
“Pemerintah Daerah harus segera turun tangan. Pihak RSUD juga harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengadaan dan distribusi obat. Jangan tunggu rakyat bersidang di jalan baru pelayanan dibenahi,” tambahnya.
HMI Majene, kata Kadi, berkomitmen untuk terus mengawal persoalan ini hingga ada kejelasan dan tindakan nyata dari pihak berwenang.
“Pelayanan kesehatan adalah hak rakyat, bukan fasilitas yang bisa diabaikan,” pungkasnya.
(Adm)












