Sulbar Dengan Peta Bencana

- Jurnalis

Sabtu, 6 Februari 2021 - 00:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SULBAR DENGAN PETA BENCANA

Oleh : Usman Suhuriah
Wakil Ketua DPRD Sulbar/ Fraksi Partai Golkar

Peta bencana yang ada sudah lebih dari cukup sebagai sajian informasi kebencanaan. Dengan sajian informasi tentu mengharapkan adanya langkah lanjutan sebagai upaya mengantisipasi bencana bila saja terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peta bencana dengan kegunaannya tentu untuk dimanfaatkan. Sebutlah agar dokumen itu tidak sekadar dipajang, dibaca maupun diletakkan sebagai informasi yang pasif.

Data serta informasi kebencanaan bersama pemanfaatannya akan sangat membantu dalam menyusun tindakan yang diperlukan sehubungan dengan kemungkinan bencana. Anggaplah sebagai ikhtiar atau cara melihat data dan informasi yang selalu memiliki nilai rekomendasi.

Maka berdasarkan kesadaran terhadap kebencanaan dengan peta rawan bencana menjadi sangat penting. Bahkan ibaratnya sebagai petanda, pedoman, maupun menjadi landasan ketika akan mengambil kebijakan dan keputusan. Sekali lagi tetaplah penting karenanya bila tidak ditindaklanjuti maka keberadaan informasi dan data tersebut hanya akan jadi pengisi dari susunan file kita yang rapi di arsip-arsip kantor.

Memperhatikan peta rawan bencana yang dimiliki BMKG (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika) cukup terang menggambarkan betapa daerah Sulbar rawan bencana. Sulbar dalam peta tersebut ditempatkan dalam zona rawan bencana dengan berbagai alasan. Yang alasan itu terutama karena dikitari oleh sejumlah lempengan patah dengan sesar aktif.

Daerah kita sebagai salah satu wilayah yang ada di daratan Sulawesi digambarkan oleh Sukmandaru Prihatmoko ketua IAGI (ikatan ahli geologi Indonesia) bahwa Sulawesi adalah satu pulau yang paling rawan gempa. Sulawesi merupakan pertemuan tiga lempeng utama yang menimbulkan dampak geologi yang sangat kompleks dan beragam. Tiga yang utama itu adalah lempeng pasifik bergerak ke arah barat daya (arah barat daya termasuk di dalamnya Sulbar), lempeng Eurasia yang bergerak ke arah Selatan tenggara dan lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng Fhilipina.

Karena lempeng itu saling bergerak, sebutnya, membuat energinya terkumpul di beberapa tempat dan membentuk tekanan atau patahan-patahan. Akhirnya pada satu titik bila sudah tidak kuat lagi menahan itulah tubrukan sebagaimana gempa bumi terjadi.

Jejak bencana gempa di Sulbar dengan data histori juga mencatat -bahkan terdapat peristiwa bencana gempa sebelumnya mungkin tidak terekam oleh kita, gempa tahun 1967-1969, 1984, dan terakhir tahun 2021 pun menjadi peringatan betapa rawannya wilayah ini dengan gempa. Bencana gempa telah membawa korban jiwa, luka-luka, pengungsian, wabah penyakit, kerusakan imprastruktur jalan, jembatan, perumahan, perkantoran, longsor bahkan gempa yang disebut dengan gempa Tinambung (1967) itu mendatangkan tsunami.

Baik data yang dikeluarkan BMKG, pendapat ahli, maupun data dan fakta kesejarahan sudah selayaknya dilihat sebagai bencana berulang-ulang (repeated disasters). Karenanya, keadaanya menjadi ambivalen bila satu sisi diketahui mengenai hal tersebut namun melihat ke depan tetap saja tidak memperhatikan data, informasi serta fakta sejarah kebencanaan berikut tindaklanjutnya pada sisi lain.

Kita tahu bahwa kondisi terakhir seperti bencana gempa Sulbar baru-baru ini sudah barang tentu mendapatkan respon yang bagus. Berbagai usul diajukan, ramai dengan diskusi mengenai apa langkah dilakukan dalam hal mengurangi dampak dan resiko setiap kali datang. Namun bila sudah berlangsung beberapa waktu kita sudah akan mulai melupakan lagi dan menganggap semuanya sudah normal.

Demikian inilah yang perlu diubah agar daerah ini tidak lagi abai dengan data/informasi serta fakta sejarah bencananya. Tinggallah dilihat apakah tetap abai atau bakal terjadi perubahan berarti dalam proses dan hasilnya. Perlu dikawal bersama.

 

(#@)

 

 

Berita Terkait

Pansus Ranperda Fasilitasi Penyelenggaran Pesantren DPRD Sulbar Kunker ke Polman dan Makassar
Bahas Ranperda Jasa Konstruksi, Pansus DPRD Sulbar Berkunjung ke Dinas Bina Marga Sulsel
H.Sudirman Pimpin Rapat Pansus Ranperda Perlindungan dan Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif
Taufiq Agus Pimpin Rapat Pansus Ranperda Pembinaan Jasa Konstruksi
Didampingi H.Sudirman, Ketua DPRD Sulbar Hadiri HUT ke-22 Kabupaten Mamasa
DPRD Sulbar Terima Kunjungan Koordinasi DPRD Kabupaten Mamasa
Tindaklanjuti Evaluasi Kemendagri, DPRD Sulbar Gelar Rapat Finalisasi Ranperda Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
Pansus Ranperda Pengelolaan Keuangan Daerah Rampungkan Pembahasan, Sudirman: Segera Kita Disahkan

Berita Terkait

Minggu, 28 April 2024 - 16:39 WIB

Kadinkes Mamuju dr Sita Harit Ikuti Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Banten

Jumat, 26 April 2024 - 19:37 WIB

Daftar Bakal Calon Bupati/Wakil Bupati, Hasanuddin Sailon Lanjutkan Kiprah Juangnya

Kamis, 25 April 2024 - 20:32 WIB

Kadinkes Sulbar Asran Masdy Ikuti Rakerkesnas 2024 di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 - 18:33 WIB

Dinkes Mamuju Lakukan Tes Kebugaran Jasmani Bagi Calon Jemaah Haji

Rabu, 24 April 2024 - 06:14 WIB

Jokowi Tinjau RS Kondo Sapata, Kadinkes: Momentum Perbaikan-Peningkatan Layanan Kesehatan

Selasa, 23 April 2024 - 18:54 WIB

Dinkes Mamuju Fokus Terapkan Integrasi Layanan Primer di Posyandu Tahun Ini

Selasa, 23 April 2024 - 18:06 WIB

Lafkespri Sulbar Siap Layani Puskesmas dan Klinik yang Ingin Naik Status Akreditasi

Selasa, 23 April 2024 - 10:47 WIB

Dorong Kemajuan SPBE, Pemkab Mateng Gelar Forum Satu Data Indonesia

Berita Terbaru

Advertorial

Kadinkes Sulbar Asran Masdy Ikuti Rakerkesnas 2024 di Jakarta

Kamis, 25 Apr 2024 - 20:32 WIB