SULBARPEDIA.COM,- Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi meminta tim percepatan penurunan stunting (TPPS) bisa bekerja optimal. Pihaknya menargetkan angka balita ditimbang di Posyandu yang dilakukan TPPS bisa mencapai 100 persen bulan ini atau selama Juni 2024.
Hal itu disampaikan Sutinah saat membuka Rakor Rembuk Stunting yang
dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Mamuju pada Jumat (14/6/2024). Kegiatan ini berkaitan dengan program pemerintah pusat berkenaan Juni sebagai bulan Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting.

Program itu dilakukan selama Juni 2024 melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas hingga desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, Sutinah awalnya menyampaikan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) terkait angka prevalensi stunting Kabupaten Mamuju di tahun 2023 yang mengalami penurunan dibanding tahun 2022 yakni dari 33,84% menjadi 32,78%. Namun angka itu dinilai belum signifikan.
“Meski mengalami penurunan, angka yang telah kita capai masih belum begitu signifikan. Sehingga kita masih termasuk daerah penyumbang angka stunting yang cukup tinggi di Sulawesi Barat. Melalui forum ini saya mengharapkan, berbagai langkah yang telah kita laksanakan dapat lebih dimaksimallan, termasuk pada tahapan aksi konvergensi,” kata Sutinah.
Selain itu, Sutinah juga meminta peningkatan optimalisasi peran dan fungsi TPPS. Ia menyebut sudah jalan sebulan ini TPPS gencar melaksanakan penimbangan bayi lewat posyandu-posyandu binaan Puskesmas, namun masih ada wilayah belum mencapai target 100 persen penimbangan bayi.
“Sejauh ini belum begitu banyak yang memenuhi 100% target kunjungan Posyandu. Semoga para Kepala Puskesmas bekerja sama dengan camat, Bhabinkamtibmas, dan perangkat desa bisa lebih serius lagi. Kalau kita semua bisa bersatu, saya yakin kita bisa memenuhi target nasional,” tuturnya.
Sutinah juga mengulas upaya meramaikan posyandu lewat perbaikan infastruktur posyandu. Ia menyinggung dulu kondisi bangunan posyandu memprihatinkan, namun ia mampu merubah keadaan tersebut sejak menjabat sebagai bupati.
“Dulu masyarakat enggan datang memeriksakan anaknya sebab bangunan posyandunya mirip kandang kambing katanya. Begitu saya masuk, kita segera intervensi posyandu-posyandu. Apalagi sekarang posyandu sudah lebih dari sekadar layanan penimbangan bayi, semua siklus hidup berkisar di situ, mulai dari ibu hamil sampai lansia semuanya kita layani di posyandu,” jelasnya.
Baca Juga: Rakor Rembuk Stunting, Sutinah: Semua Pihak Harus Terlibat Turunkan Angka Stunting
Kegiatan Rakor Rembuk Stunting ini dipandu oleh Sekretaris Dinas (Sekdis) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Mamuju Abdul Rasyid. Kemudian dihadiri oleh semua Kabid di DPPKB Mamuju.
Selain itu, hadir Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju dr Sita Harit Ibrahim dan Kabid Kesmas Dinkes Mamuju. Acara ini diikuti oleh lurah dan kepala desa se-Kabupaten Mamuju. Termasuk kepala puskesmas dan semua kader dalam percepatan penurunan stunting.
(adv/adm)