MAMUJU, Merepeleksi Pemerintahan Ali Baal Masdar dan Enny Anggaraini yang sudah berjalan 17 bulan dan juga bertepatan pada hari jadi yang ke-14 Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mamuju menggelar aksi demosterasi di gerbang Kantor DPRD Sulbar . Sabtu (22/9/2018), jalan Abd Malik Patanaendeng Rangas Mamuju,Sulbar.
Aksi PMII kali ini, massa aksi bentrok dengan aparat keamanan pada saat massa aksi membakar Ban sebagai bentuk kekecewaan terhadapa kepemimpinan ABM-Enny yang di nilai gagal memimpin Sulbar.
Di usia 14 tahun Sulbar, massa aksi menilai Sulbar bukannya lebih maju malaqbi melainkan mengalami kemuduran dan kacau. Itu terbukti dengan adanya polemik yang terjadi selama kepemimpinan ABM-Enny,yang terkenal hingga tingkat nasional. Diantaranya: mogoknya petugas pelayan rumah sakit (RS) Ragional Sulbar yang mengakibatkan adanya korban jiwa,kesalahan membacakan teks pancasila di Hut RI,empat pimpinan DPRD sempat berproses hukum dan dugaan adanya mafia proyek di lingkup Pemprov Sulbar hari ini masih bergulir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sakti yang merupakan salah satu orator massa aksi menyatakan,kesejaterahan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat miskin dimana kesejaterahan itu hanya di rasakan oleh kaum-kaum elit yang duduk dikursi yang empuk dan ruang yang ber-AC.
“Kami disini bukan sekedar memperlihatkan urat leher,kami berjuang untuk rakayat dan kami pemuda yang sadar akan permasalahan yang terjadi di Sulbar. Kami tidak takut mengkeritik semua permasalahan yang terjadi di Prov Sulbar terkhusu Kabupaten Mamuju yang kami cintai,” ujar Sakti saat orasi.
Lebih lanjut,Sakti juga menuturkan kami (PMII) turun melakukan aksi karena disebabkan akibat ketidakadilan tumbuh subur di negeri ini.
Dikesempatan itu juga,kordinator lapangan (Korlap) Heriansyah menambahkan bahwa janji kampaye AMB-Enny selama ini tidak dapat dituntaskan. Selain itu teklen maju malaqbi hanya di jadikan selogan pembohongan publik.
“Janji kampaye untuk melanjutkan pembangunan itu tidak benar adanya, teklen maju malaqbi hanya selogan belaka,” terangnya
Selain itu, Hermansyah membacakan tuntutan dari massa aksi:
1.Mendesak badan pemeriksa keuangan (BPK) untuk melakukan audit khusus setiap OPD lingkup Pemprov Sulbar.
2.Meminta KPK untuk melakukan audit khusus di Prov Sulbar.
3.Lakukan pemerataan pembangunan disemua Kabupaten,jangan terkesan banyam program di satu Kabupaten tertentu.
4.Mendesak ABM-Enny memperjuangkan nasib tenaga kontrak K2 menjadi CPNS.
5.Bangun fasilitas untuk orang dengan keterbelakangan mental (ODKM).
6.Tuntaskan konflik agraria di Sulbar dan lindungi harga TBS kelapa sawit yang juga menhadi janji ABM-Enny saat kampaye untuk menstabilkan harga buah kelapa sawit. (Zul)