Ini Kata Sekprov Sulbar saat Hadiri Diskusi Akhir Tahun LSM Jari Manis

- Jurnalis

Jumat, 28 Desember 2018 - 07:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MAMUJU,LSM Jaringan Masyarakat Non Partisan (Jari Manis) Sulbar, menggelar Diskusi Akhir Tahun, Kamis (27/12/18) di Warkop 89, Karema, Mamuju.

Kegiatan bertema “Refleksi Akhir Tahun 2018 dalam Perspektif Penguatan Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat” ini dihadiri 4 Narasumber seperti Sekretaris Daerah Sulbar, Dr. H. Muhammad Idris DP, Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulbar Dadal Angkoro, praktisi hukum sekaligus akademisi Sulbar Dr. Rahmat Idrus dan Ketua Pemuda Panca Marga Sulbar Andi Firman Juang Mallarangeng.

Sekretaris Daerah Sulbar, Dr. Muhammad Idris DP mengatakan, membangun Sulawesi Barat dalam perspektif pemerintahan itu selalu dari dua hal. Pertama, adalah pembangunan daerah itu dengan entitas dan dibagi dalam beberapa daerah dan wilayah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Seperti kita dengan jumlah 6 Kabupaten ini. Daerah yang menurut saya kecil, tapi kalau dilihat dari entitasnya lumayan menjanjikan,” kata Idris.

Kedua, menurut Idris, adalah membangun dalam Nation atau Negara Kesatuan. Jadi Pemerintahan daerah itu ada dalam Negara Kesatuan yang harus dipahami secara sistematis.

“Jadi kalau kebijakan-kebijakan pusat yang tidak dipahami oleh Kabupaten dengan semangat yang tinggi, berarti ada kegagalan Provinsi. Itulah yang saya emban saat ini, dan mungkin kita semua ada ilmu dalam pemerintahan, hanya saja konection yang diperlukan. Sehingga Provinsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah, harus mampu mengakselerasi sampai ke Kabupaten,” jelasnya.

“Makanya, saat ini saya tantang para Kepala Organisasi Perangkat Daerah. Jangan sampai mereka semua hanya diukur dari Perjalanan Dinas semata, tetapi tidak mampu menyelesaikan segala sesuatu dengan regulasi,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Idris juga meminta kepada LSM dan organisasi agar ikut aktif dalam mengawasi APBD, apakah tepat sasaran atau tidak. APBD yang besar, kalau tidak terarah dengan baik, keluar dari regulasi maka hal itu akan berdampak buruk.

“Maka, LSM yang baik itu adalah LSM yang peduli pada regulasi dan aturan yang ada. Jadi kalau ada regulasi yang compang camping dan tidak dikoreksi, maka semua basisnya akan memelihara kesalahan. Jadi Governance atau pemerintahan itu memproduksi regulasi. Regulasi itu mengatur dengan baik kebijakan dan program yang berjalan. Jadi semua harus melihat regulasi mana yang tidak jalan, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi, pendidikan, sosial, dan sebagainya,” tuturnya.

Mantan Kepala LAN Makassar ini berharap, peran semua elemen sangat diharapkan dalam mengawasi regulasi yang ada, utamanya bagi LSM dan Organisasi Kepemudaan.

“Sebab ujung dari setiap regulasi dan kebiajakan pemerintahan itu adalah kesejahteraan. Ekonomi ujungnya adalah kesejahteraan. Dan Sulbar yang sudah berjalan 14 Tahun ini, saya melihat ada kemajuan tapi agak lambat. Lambat karena banyak pemain tapi hampir semua tidak mengerti posisinya. Saya mengandaikan, pemerintahan ini banyak sekali pemain, tetapi semua ingin mencetak bola. Tidak ada yang mencoba untuk mengorganisir kawan-kawan seperti LSM dan kaum muda intelektual dan cerdas agar didengarkan ide dan gagasannya,” katanya.

Berikutnya, tambah Idris, bahwa pekerjaan pemerintah adalah public service, atau pelayanan publik. Kedepan hal ini harus ditata dengan baik, sebab selama ini masih sangat memprihatinkan.

“Padahal jika semakin bagus rumah sakit dan puskesmas makin berfungsi pemerintahan itu. Saat ini, ada tidak dari kalangan kawan-kawan ini membangun indeks dan data mengenai hal itu, utamanya soal pelayanan publik itu. Jika ada, setelah itu kawan-kawan bisa mengusulkan kepada OPD yang bersangkutan,” ucapnya.

Di samping itu, Idris merasa bangga karena dari hasil pertemuan di akhir tahun bersama sejumlah unsur termasuk Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Sulbar sudah berada di angka 6,7 atau di atas rata-rata Nasional.

“Kalau kita lihat indeks Inflasinya, juga terkendali dengan baik. Pengangguran terbuka sedikit agak bergerak maju meskipun agak lambat. Kemudian kemiskinan juga relatif menurun. Selanjutnya, sekarang ini yang penting adalah pendidikan kita. Kita masih sangat tertinggal. Sehingga kawan-kawan saya mohon untuk mengawasi pendidikan ini. Kalau mau Sulbar berubah, maka pintu pendidikan yang baik untuk memajukan daerah ini,” tutupnya.

(A1)

Berita Terkait

Satu Pekerja Bendungan Budong Budong Meninggal, PT.Abibraya Bumi Karsa Beri Santunan
23 Puskesmas Disiagakan Dinkes Mamuju Saat Libur Lebaran 2024
Pria di Pasangkayu Ditemukan Tewas Usai Terjatuh dari Perahu Saat Mancing
PLN Berhasil Menerangi 80 Dusun di Sulbar, 594 Warga Kini Nikmati Listrik 24 Jam
Relawan Jarnas ABW Memohon Maaf dan Himbau tidak Menanggapi Issu di Medsos
RSUD Sulbar Kembali Alokasikan Anggaran Untuk Intervensi Stunting di Pasangkayu
Tangani ATS, Disdikbud Sulbar Siapkan Biaya Pendidikan
3 Tersangka Penyalahgunaan Narkoba Berhasil di Amankan Polres Mateng

Berita Terkait

Jumat, 17 Mei 2024 - 11:12 WIB

Mendagri Tito Lantik Bahtiar Baharuddin Jadi Pj Gubernur Sulbar Gantikan Prof Zudan

Senin, 13 Mei 2024 - 19:52 WIB

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Pastikan Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Senin, 6 Mei 2024 - 14:27 WIB

Pertamina Sulawesi Apresiasi Kinerja Agen Terbaik BBM Industri dan Distributor Petrochemical

Jumat, 19 April 2024 - 01:11 WIB

Presiden Jokowi Bakal Kunjungi 3 Kabupaten di Sulbar, Ini Agendanya

Kamis, 28 Maret 2024 - 16:06 WIB

Menteri PPPA RI Apresiasi Pertamina, Hadirkan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Berkelanjutan melalui SAPD

Rabu, 20 Maret 2024 - 09:41 WIB

Berkah Ramadhan, Pertamina Sulawesi Tambah 16 Ribu Pasokan LPG 3 Kg di Sulbar

Sabtu, 16 Desember 2023 - 09:23 WIB

Pertamina Regional Sulawesi Jamin Ketersediaan BBM dan LPG Jelang Nataru

Jumat, 24 November 2023 - 13:00 WIB

Pertamina Sesuaikan Harga LPG Non Subsidi, Harga LPG 5,5 Kg di Sulbar Turun Enam Ribu Rupiah

Berita Terbaru