MATENG – Pembukaan temu akbar tersebut berlangsung di Pelataran Paroki St. Michael Tobadak, Desa Palongaan, Kecamatan Tobadak Kabupaten Mateng, Senin (3/5/2019).
Ketua Panitia temu akbar kaum muda Katolik, Hermanus Roga mengatakan, kegiatan ini merupakan pertemuan seluruh kaum muda Katolitk se Kevikepang Sulawesi Barat yang terdiri dari 6 paroki di Provinsi Sulbar dan satu paroki dari Sulsel.
“Jumlah keseluruhan dari ke tujuh paroki adalah 802 peserta beserta panitia, pertemuan akbar ini merupakan agenda rutin kevikepang sulbar setiap tiga tahun, kegiatan kali ini bertemakan “Duc In Altum” yang artinya (Bertolaklah ketempat yang dalam), yang dikutip dari injil lukas Bab. 5 ayat 4, semoga dengan tema ini, orang keluar dari zona nyaman dan semakin matang dalam menghadapi tantangan zaman,” kata Hermanus Roga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tema tersebut kata Hermanus, dituangkan dalam kegiatan-kegiatan yakni Pendalaman Iman Katolik, Seminar Pergaulan Bebas, Seminar Bahaya Narkotika, Seminar Bisnis Online, Perlombaan Rohani dan Kesenian serta Outbond Keakraban.
Sementara itu dalam sambutanya, Bupati Mateng, H. Aras Tammauni mengucapkan selamat datang kepada seluruh kaum muda Katolik se-Sulbar dan kaum muda katolik dari Provinsi Sulsel.
“Sebagai Bupati, saya merasa bangga karena berbagai macam kegiatan keagamaan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah. Tahun 2018 Mamuju Tengah menjadi tuan rumah Bonsda untuk kegiatan agama Kristen Protestan, dan pada hari ini Senin 3 Juni 2019 kegiatan temu akbar kaum muda Katolik kembali dilaksanakan di Kabupaten Mateng tepatnya di Desa Polongaan Kecamatan Tobadak,” kata H. Aras.
Melalui kegitan tersebut, H. Aras mengajak untuk tetap menjaga ikatan tali persaudaraan untuk mewujudkan Mamuju Tengah sebagai daerah yang penuh kedamaian, hidup rukun dalam bingkai Lalla Tasisara.
“Jumlah penduduk di Kabupaten Mamuju Tengah kurang lebih 279.393 jiwa dengan berbagai suku dan agama, ada suku Mandar, Jawa, Toraja, Bugis, Makassar, Bali dan suku Nusa Tenggara Timur,” beber H. Aras.
Meskipun masyarakat Mamuju Tengah beragam suku, agama dan budaya kata H. Aras, masyarakat Mateng hidup rukun satu sama lain.
(Humas Yasin)