MAMUJU, Komisi Vl DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke-Bulog Sub Divre Mamuju Sulselbar. Jumat (15/2/2019)
Pimpinan Komisi Vl DPR RI Azam menjelaskan,kunjungan kerja ini berdasarkan kinerja Bulog sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pemerintah terhadap Bulog. Dimana pekerjaan Bulog saat ini sudah berkurang,dibandingkan sebelum tahun 2018.
“Dimana sebelum tahun 2018,Bulog itu masih mempersiapkan raskin berjumlah 1,2 juta ton itu Bulog diminta oleh pemerintah untuk menyalurkan raskin,” ujar Azam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut Azam, semenjak awal tahun 2018, Bulog hanya memasok untuk kebutuhan rasra berjumlah 1000 ton. Dimana, Bulog hanya memberikan kepada masyarakat yang betul membutuhkan berdasarakan Kementrian Sosial (Kemensos) diseluruh Indonesia hanya 213 ton.
“Tetapi saat ini,Bulog tetap diminta oleh pemerintah menyiapkan candangan beras pemerintah berjumlah 1,5 juta ton, dan itu belum tau kemana arah keluarnya. Kalau tidak keluar-keluar maka akan menjadi busuk beras ini walaupun menggunakan sistem fivo kalau tidak keluar akan menjadi busuk beras ini,” sambungnya Azam.
Dengan tidak tersalurnya beras yang ada di Bulog,kata Azam, dapat menyebabkan kerugian yang besar terhadap Bulog dan pemerintah. Sehingga Bulog berupaya,agar 1,5 juta ton beras ini diminta kepada BUMN yang lain untuk membeli beras Bulog sebagai bentuk senergi agar tidak terjadi pembusukan beras yang ada di Bulog.
“Bulog minta berasnya yang 1,5 juta ton ini dibeli sedikit paksaan terhadap BUMN untuk membeli berasnya,kalau tidak dibeli busuk ini beras dan menjadi kerugian Bulog yang harus ditanggung oleh pemerintah. Sesuai penugasan berdasarkan UU 19 tahun 2003 penugasan itu harus diberikan marjin yang cukup yang ditanggung oleh pemerintah,” terangnya.
“Oleh karena itu Komisi Vl melihat disini,harus dipikirkan lagi oleh pemerintah apakah Bulog harus menyiapkan 1,5 juta ton beras,bagaimana pengeluarannya,bagaimana kuesikuensinya biayanya. Ini yang harus difikirkab,karena tugasnya Bulog sudah berubah.” Tutupnya