Jakarta – Konsumsi energi yang meliputi minyak, gas, dan batu bara di Indonesia mengalami peningkatan hingga 5,9% pada 2016 lalu. Sementara dalam 20 tahun terakhir, tingkat konsumsi ini meningkat dua kali lipat, dan yang tercepat dalam 5 tahun terakhir.
“Konsumsi energi tumbuh lebih tinggi daripada pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) tahun lalu sekitar 5%, sementara pertumbuhan konsumsi energi (hampir) 6%. Permintaan energi tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan PDB, hal ini jarang ditemui di negara lain,” kata BP Group Chief Economist, Spencer Dale, dalam Diskusi Statistical Review of World Energy 2017, di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (14/9/2017).
Dalam kajiannya, BP merilis konsumsi energi terbesar Indonesia di 2016 masih didominasi oleh minyak bumi 41%, batu bara 36%, dan gas 19%. Sementara produksi minyak di Indonesia hanya mampu mencukupi 55% dari kebutuhan konsumsi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konsumsi energi baru terbarukan (EBT) pada 2016 lalu juga tumbuh 7,1% atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir dengan rata-rata 4,7%. Namun, porsi EBT dalam konsumsi energi baru mencapai 1%.
“Pertumbuhan tertinggi berlanjut di energi baru terbarukan. Meskipun jumlahnya kecil kurang dari 5%, pertumbuhannya perlu diperhitungkan,” ujar Dale.
Konsumsi batu bara dalam negeri juga tercatat tumbuh masif hingga 22,2% dan merupakan salah satu yang tertinggi. Namun, di sisi lain produksi batu bara dalam negeri mengalami penurunan 6,2% menjadi 256 mtoe (million tons of oil equivalent) sekaligus terendah sejak 2012.
Pada 2016, rasio produksi batu bara terhadap konsumsi turun tajam menjadi 408% dibandingkan dengan 532% pada tahun 2015.
Produksi minyak meningkat 4,8% (+40 Kb/d) pada 2016 dan menghentikan penurunan yang berkelanjutan sejak 2010.
Sementara itu, produksi gas alam turun untuk tahun keenam berturut-turut sebesar 7,4% (-5,3 Bcm) pada 2016 dan sekarang 19% lebih rendah dari puncak produksi 2010.
Emisi CO2 Indonesia dari penggunaan energi meningkat 7,6% pada tahun 2016, lebih dari dua kali lipat dari rata-rata 10 tahun (+3,7%). Intensitas energi (jumlah energi yang dibutuhkan per unit PDB) meningkat sebesar 0,8% pada tahun 2016, dibandingkan dengan penurunan tahunan rata-rata 2,6% selama 10 tahun terakhir.
(Detik/Lal)