MUSDA GOLKAR SULBAR
Oleh : Usman Suhuriah
Wakil Ketua DPRD Sulbar
Musyawarah daerah (Musda) Ke III Partai Golongan Karya Sulawesi Barat akan dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 Juli 2020 di Mamuju. Sebagaimana Musda partai politik pada umumnya maka tentu partai Golkar Sulawesi Barat akan menggunakan kesempatan ini untuk melahirkan keputusan-keputusan strategis partai demi keberlanjutan dan kebesaran partai ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Partai Golkar di Sulawesi Barat dengan memperhatikan kontestasi partai-partai yang ada maka tidak salah bila disebut partai ini adalah partai prestisius bila memperhatikan capaian elektroral partai sepanjang pemilu. Partai Golkar sejak provinsi Sulbar mekar dari Sulsel sejak itu juga berada di papan atas. Hasil Pemilu 1999 (pengisian DPRD Sulbar setelah lepas dari Sulsel), pemilu 2004, pemilu 2009 adalah periode yang menempatkan Golkar Sulbar sebagai partai pemenang di Sulawesi Barat. Barulah pemilu 2014, 2019 partai ini bergeser sebagai partai pemenang kedua setelah partai Demokrat.
Terlepas dengan hasil raihan suara partai atau sebagai partai pemenang dalam pemilu maka partai Golkar Sulbar memiliki potensi besar untuk menjalankan fungsinya sebagaimana amanat UU Partai Politik. Karenanya amanat ini seyogyanya menjadi titik tumpu dalam melihat kehadiran partai Golkar di tengah upaya mematrikan kiprah kebesarannya kepada masyarakat.
Didasarkan pada UU Nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas UU Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik maka partai politik dengan peran fungsi yang dimilikinya -selain sebagai sumber rekruitmen untuk pengisian kepemimpinan politik baik di eksekutif maupun di legistlatif, maka amanat UU ini secara substansial menghendaki tampilnya partai untuk berlaku menurut fungsinya yang produktif.
Fungsi produktif dimaksud adalah sejauh apa partai memberikan kontribusinya dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk lain sebagai wujud pembelaannya kepada konstituennya (masyarakat). Bermakna sejauh apa partai menghasilkan pikiran-pikirann kreatif untuk didorong sebagai keputusan bersama dalam kerangka pengambilan keputusan yang lebih besar. Makin konstributif partai dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pada lembaga eksekutif dan legislatif maka makin produktiflah partai dalam menterjemahkan makna partai produktif.
Berhubungan dengan pelaksanaan Musda III Partai Golkar di Sulawesi Barat, dengan tidak melewatkan tema partai produktif ini, maka setidaknya akan mengambil dua orientasi dalam rangka mewujudkan partai untuk lebih produktif. Kedua orientasi ini secara sistematis dapat dilakukan melalui pertama : bertindak praktis, dan kedua, menjalankan manajemen fokus.
Bertindak praktis adalah merumuskan pilihan dan tindakan strategis partai baik dalam manajemen pemenangan partai maupun untuk pembelaan kepentingan konstituen (masyarakat) dirumuskan dengan langkah sederhana dan dapat dijalankan sepraktis mungkin. Berlaku praktis dan sederhana adalah menempatkan kebijakan dan keputusan partai berdasarkan kondisi lokal, mudah diterapkan serta terjangkau untuk dilakukan. Selain itu, tindakan praktis partai adalah akan berdasarkan pada kondisi riil dengan mengukur kapasitas partai. Target pemenangan misalnya, atau untuk memperjuangkan kebijakan dalam skala lebih besar akan mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas sumberdaya partai. Maka dari sini partai akan memiliki keseimbangan antara target dengan kondisi oyektifnya selain secara praktis akan mempertimbangkan usaha perkuatan sumberdaya agar lebih relevan dengan kondisi real yang dihadapi partai.
Kedua, menjalankan manajemen fokus. Manajemen fokus adalah mengarahkan berbagai upaya untuk memecahkan masalah. Dalam manajemen fokus berarti partai akan mengatur fokus perhatiannya sesuai dengan tujuannya. Tujuan partai misalnya untuk mewujudkan konstribusinya kepada masyarakatnya, maka dengan manajemen fokus ini akan melihat letak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Permasalahan kemiskinan, kriminalitas, ketimpangan ekonomi, daya saing daerah dsb, oleh partai akan menjadikan permasalahan ini sebagai fokus perhatiannya. Sehingga menakar kiprah partai dalam menjalankan manajemen ini akan terlihat seberapa intens partai dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat menjadi fokus perhatian partai.
Akhirnya, kadua orientasi diantara pilihan bertindak praktis dan upaya menjalankan manajemen fokus ini akan lebih strategis untuk dilahirkan oleh setiap partai. Partai sekapasitas partai Golkar di Sulbar tentunya akan mudah menjalankan kedua orientasi ini. Untuk itu pula perhatian yang dimaksud sejatinya akan jadi bagian dari pembahasan dalam Musda III DPD I partai Golkar Sulawesi Barat.
(*)