Moderasi Beragama Sebagai Jembatan Mengatasi Perpecahan Bangsa

- Jurnalis

Sabtu, 8 Juli 2023 - 11:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OPINI : Moderasi Beragama Sebagai Jembatan Mengatasi Perpecahan Bangsa

Penulis : Baiq Sukma Widiawati (Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Majene)

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keberagaman, Keberagaman tersebut termasuk perbedaan dalam hal budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi, dan hal lainnya. Dalam masyarakat yang multikultural seperti ini, sering kita jumpai ketegangan dan konflik antara kelompok budaya maupun agama yang berbeda, yang berdampak pada keharmonisan dan perpecahan kehidupan berbangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perpecahan berbangsa merupakan masalah yang bisa melemahkan, menghambat kemjuan, menghancurkan bahkan merusak keharmonisan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan seperti ini, moderasi bergama dapat menjadi solusi yang efektif dalam menyembuhkan luka perpecahan dan bisa membangun persatuan diantara masyarakat.

Sikap yang moderat dan bermoderasi adalah sikap yang matang dan sangat penting untuk dimiliki karna tanpa itu maka akan muncul: Radikalisasi, radikalisme, kekerasan, kejahatan, termasuk ujaran kebencian, caci maki, dan penyebaran hoaks, terutama yang dilakukan atas nama agama dan merupakan tindakan yang tidak dewasa, yang bisa merusak persatuan, merusak kehidupan.

Salah satu penyebab terjadinya perpecahan semacam ini adalah kurangnya rasa saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan tentang keberagaman agama dan kurangnya pemahaman tentang perbedaan yang ada. karenanya diperlukan pemahaman mengenai moderasi beragama kepada semua kalangan masyarakat.

Moderasi beragama dapat di artikan pendekatan yang mendorong sikap toleransi, dialog, dan saling menghormati antar umat beragama. Hal ini mengajarkan kita untuk melihat keberagaman sebagai kekayaan yang memperkaya masyarakat, bukan sebagai sumber konflik. Moderasi beragama mengajarkan nilai-nilai agama sejatinya adalah tentang kasih sayang, perdamaian dan keadilan. Moderasi merupakan sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrim dan tidak radikal. Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrim, baik ekstrim kanan terlebih ekstrim kiri, ekstrimisme, radikalisme, ujaran kebencian merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. (tainzul,2022)

Moderasi beragama dan toleransi atau sikap menghargai perbedaan merupakan sikap yang penting dalam kehidupan beragama dan dijelaskan pula dalam Q.s Al-Hujurat ayat ke-13. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan beragam suku dan bangsa agar mereka saling mengenal. Jadi semestinya Perbedaan tidak seharusnya menjadi penyebab konflik, melainkan harus dihargai. Dengan saling mengenal satu sama lain, maka akan terbuka jalan menuju kehidupan multikultural.

Salah satu alasan mengapa moderasi beragama sanggat penting adalah karna agama seringkali dieksploitasi untuk tujuan politik atau sebuah kepentinga, hal seperti ini memang sulit untuk dihindari akan tetapi bisa diminimalisir untuk mengurangi konflik, karena Ekstreminisme agama, fanatisme, dan diskriminasi berbasis agama menjadi akar perpecahan yang merusak tali persaudaraan, dan hal ini bisa membahayakan bangsa, Moderasi beragama disisi lain menganjurkan pendekatan inklusif yang mengedepankan kerukunan dan persatuan. Moderasi beragama, yang dikenal sebagai gerakan jalan tengah, mengajarkan bahwa moderasi dapat berfungsi sebagai alat pemersatu, yang menekankan pada penerimaan perbedaan sebagai keniscayaan atau hal yang alami, islam wasatiah istilah dalam islamnya yakni tidak ekstrim ke-kiri dan tidak ekstrim ke-kanan akan tetapi inklusif. Moderasi beragama mengajarkan di mana orang-orang yang berbeda dianggap bukan musuh, melainkan diterima dengan bijak.

Melalui moderasi beragama kita dapat membangun jembatan antara kelompok-kelompok agama yang berbeda, dengan mempererat dan memperkuat kerjasama tentang keyakinan dan praktik keagamaan. Dalam hal ini dialog antar agama menjadi penting, diamana kita bisa saling mendengarkan, bertukar pandangan dan mencari titik temu yang membangun. Moderasi beragama juga melibatkan pengembangan kesadaran kritis dan penolakan terhadap kebencian sarta intoleransi. Ini melibatkan pendidikan yang mendorong pemahaman mendalam tentang nilai-nilai universal seperti persamaan, keadilan dan kerukunan, pendidikan berbasis moderasi beragama akan membantu mengatasi stereotip, perasangka dan diskriminasi berbasis agama.

Moderaasi beragama sebagai solusi atas perpecahan bangsa membutuhkan komitmen kolektif dari seluruh masyarakat. Setiap individu perlu mewujudkan sikap toleran, menghormati perbedaan, dan mengedepankan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau kelompok. Dalam hal ini pemerintah juga memiliki peran penting dalam menciptkan kebijakan yang mempromosikan kesetaraan hak dan perlindungan bagi semua warga Negara tanpa memandang agama atau keyakinan mereka. Dengan mengadopsi moderasi beragama kita dapat bersama mengatasi perpecahan bangsa. Karnanya Moderasi beragama bisa menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi perpecahan bangsa yang di sebabkan oleh perbedaan dan kurangnya rasa saling menghargai serta menghormati antar umat beragama. Dengan menerapkan sikap toleran antar umat beragama maka akan tumbuh kesadaran rasa saling menghormati perbedaan dan tidak akan terjadi konflik karena adanya sebuah perbedaan.

(@#)

Berita Terkait

Aktivis Literasi yang Anti Kritik dan Pemikiran Tokoh Pendidikan
Penyakit Jembrana Tidak Menular ke Manusia
Hegemoni Coattail Effect Menjelang Pemilu 2024
Al-Quds Day: Upaya Merawat Ingatan
Opsi Baru Dari Akhir Interpelasi
Mamuju dan Sampah
Menilik Peran Pemprov Sulbar Pasca Gempa
Politik Balas Jasa Dilahirnya Pancasila

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 20:32 WIB

Kadinkes Sulbar Asran Masdy Ikuti Rakerkesnas 2024 di Jakarta

Kamis, 25 April 2024 - 20:07 WIB

Hari Otoda ke 28 Tahun, Askary: Penanganan Stunting hingga Penerapan SPBE Wajib “On Progress”

Rabu, 24 April 2024 - 06:14 WIB

Jokowi Tinjau RS Kondo Sapata, Kadinkes: Momentum Perbaikan-Peningkatan Layanan Kesehatan

Selasa, 23 April 2024 - 18:54 WIB

Dinkes Mamuju Fokus Terapkan Integrasi Layanan Primer di Posyandu Tahun Ini

Selasa, 23 April 2024 - 18:06 WIB

Lafkespri Sulbar Siap Layani Puskesmas dan Klinik yang Ingin Naik Status Akreditasi

Selasa, 23 April 2024 - 10:47 WIB

Dorong Kemajuan SPBE, Pemkab Mateng Gelar Forum Satu Data Indonesia

Senin, 22 April 2024 - 23:54 WIB

Dinkes Sulbar Siapkan Mini ICU untuk Kebutuhan Medis Kunker Presiden Jokowi

Senin, 22 April 2024 - 15:58 WIB

Kadinkes Sulbar Sambut Kedatangan Menkes Budi di Mamuju

Berita Terbaru

Advertorial

Kadinkes Sulbar Asran Masdy Ikuti Rakerkesnas 2024 di Jakarta

Kamis, 25 Apr 2024 - 20:32 WIB

Kriminal

Polisi Bekuk 3 Pengedar-Pemakai Narkoba di Tobadak Mateng

Kamis, 25 Apr 2024 - 11:07 WIB

Politik

PAN Sulbar Kompak Dukung Zulkifli Hasan Jadi Ketum 3 Periode

Kamis, 25 Apr 2024 - 09:06 WIB