SULBARPEDIA.COM,- MAMUJU, Mahasiswa di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) berunjuk rasa menuntut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sulbar, Amujib dicopot dari jabatannya. Hal itu dipicu perkara ucapan Amujib soal uang ‘Rp 50 ribu’.
Massa aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mamuju dan Laskar Anti Korupsi (LAK) Sulbar. Mereka memggelar aksi di depan pelataran Kantor Gubernur Sulbar pada Kamis (16/3/2023).
Dalam aksi tersebut, salah satu tuntutan massa aksi meminta agar Amujib sebagai kepala BPKPD Sulbar dicopot dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita minta dicopot,” tegas Korlap aksi, Andika dalam orasinya.
Menurutnya, masyarakat sipil yang datang dengan menggunakan haknya untuk meminta akses keterbukaan informasi bagi kinerja pemerintahan justru direspon dengan sikap yang dinilai tak santun dan bijak.
”Waktu itu kami datang di kantornya pak Amujib, bersama lima orang kawan kami. Malah pak Mujib bilang kasi mi uang Rp 50 ribu. Apa maksudnya uang Rp 50 ribu. Padahal bukan itu yang kami maksud, secara pribadi kami merasa down dan merasa terhina,” katanya penuh kekecewaan.
Dipicu Perkataan Uang Rp 50 Ribu
Sebelumnya, sejumlah pemuda yang tergabung dalam kader Laskar Anti Korupsi Sulawesi Barat (LAK SULBAR) menyambangi kantor Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sulbar untuk mendapatkan informasi terkait dengan pendapatan asli daerah (PAD), Jumat (10/03).
Namun sangat disayangkan, sebab disela-sela pertemuan itu aktivis pemuda LAK Sulbar diduga merasa dilecehkan dengan pernyataan Kepala BPKPD Amujib.
“Aktivis pemuda sekaligus kader LAK SULBAR merasa keberatan atas dugaan pelecehan yang dilakukan oleh kepala BPKPD tersebut. Kabag bilang ‘kasih itu uang Rp 50 ribu,” ujar anggota LAK Sulbar, Andika saat kepada wartawan, Senin (13/3/2023).
Terpisah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sulbar Amujib mengaku heran jika para aktivis tersebut tersinggung dengan ucapannya. Menurutnya, uang yang hendak diberikan tersebut dimaksudkan untuk membeli makan siang.
“Jadi mereka datang bertanya (soal PAD Sulbar), saya bilang urusannya bidang itu, jadi saya bilang waktu siang ini kasih makan, jadi siapapun teman-teman saya kasih begitu. Kenapa tersinggung,” ujarnya
(adm/adm)