Jakarta, – Usai libur memperingati kelahiran Yang di-Pertuan Agong, Bursa Malaysia kembali dibuka. Komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diperdagangkan menguat hari ini.
Selasa (9/6/2020), harga CPO kontrak untuk pengiriman Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat nyaris 2%. Pada 11.26 WIB harga CPO menguat 1,87% ke RM 2.392/ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah lockdown dilonggarkan, ekonomi global mulai dipacu kembali dan membuat investor menjadi lebih berani dalam mengambil risiko. Aset-aset berisiko seperti saham pun menguat.
Penguatan harga aset-aset berisiko seperti saham dan juga melesatnya harga minyak mentah turut menjadi sentimen positif bagi harga CPO. Harga minyak menguat lantaran Iraq mengatakan akan berkomitmen penuh terhadap kesepakatan perpanjangan periode pemangkasan produksi minyak OPEC+ hingga Juli 2020.
CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang merupakan bahan bakar substitusi minyak. Anjloknya harga minyak saat pandemi corona merebak membuat penggunaan minyak nabati untuk biodisel menjadi kurang ekonomis dan mempengaruhi permintaannya. Akibatnya harga CPO ikut jatuh.
Kembali terkerek naiknya harga minyak jadi pendorong harga CPO kembali menguat dan mendekati level psikologis RM 2.400/ton. Namun pelaku pasar masih mencermati beberapa sentimen.
Pertama adalah rilis data sawit Negeri Jiran yang dijadwalkan rilis pada 10 Mei nanti. Stok untuk bulan Mei diperkirakan naik dibanding bulan sebelumnya. Faktor kedua yang juga tengah dicermati adalah keputusan Malaysia untuk membebaskan pajak ekspor hingga akhir tahun.
Upaya ini diharapkan dapat mendongkrak permintaan terutama dari pembeli terbesarnya di dunia yakni India. Di saat yang sama Malaysia juga meningkatkan impor beras dan gulanya dari India.
Reuters melaporkan Malaysia telah memesan 100 ribu ton beras untuk periode Mei-Juni. MSM Malaysia Holdings, produsen gula rafinasi terkemuka di negara itu, membeli sekitar 88.000 metrik ton gula mentah dari India tahun lalu, sementara itu membeli 130.000 metrik ton gula mentah senilai US$ 50 juta untuk kuartal Januari-Maret tahun ini, melansir Reuters.
Namun ketidakpastian kembali muncul ketika India sedang mempertimbangkan untuk menaikkan pajak impor minyak nabati mereka. Upaya ini dilakukan agar India menjadi mandiri dengan meningkatkan produksi minyak biji-bijian lokal dengan bantuan pendapatan pajak. Hal tersebut dijelaskan oleh pejabat pemerintah dan industri kepada Reuters.
“Kami sedang mempertimbangkan proposal untuk meningkatkan pajak atas minyak nabati. Jika kami memutuskan dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produksi di negara ini,” kata seorang pejabat pemerintah, yang tidak ingin disebutkan namanya.
(CNBC/lal)