SULBARPEDIA.COM,- Mateng, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Sulawesi barat (Sulbar) mengecam tindakan penganiyaan orang tua dan keluarga siswa terhadap salah seorang guru di SMAN 2 Topoyo, Mamuju tengah
Kejadian tersebut dialami guru bernama Ronald pada Selasa (29/03) pekan lalu dan baru terungkap akhir pekan kemarin.
Plt ketua wilayah IGI Sulbar, Lalu Tuhiryadi menyayangkan Kejadian tersebut yang bukan pertama kali terjadi dan menjadi preseden buruk dunia pendidikan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kejadian seperti ini terus berulang terjadi di berbagai tempat, ini membuktikan masih lemahnya perlindungan serta tindakan preventif terhadap guru” Ujar Lalu dalam keterangan tertulis, Senin (4/3/22)
Menurutnya, UU No. 14 tahun 2005 dan PP No. 74 tahun 2008, pada pasal 40 secara jelas dan gamblang menegaskan perlindungan terhadap guru.
Ia menduga penyebab kejadian karena minimnya pengetahuan masyarakat soal regulasi perlindungan guru plus kurangnya kepercayaan bahwa tindakan seorang guru pada peserta didiknya adalah dalam rangka mengajar dan mendidik. “Namun kadangkala tindakan guru yg mendisiplinkan siswa malah ditanggapi dan disimpulkan negatif” tambahnya
Lalu meminta agar orang tua yang merasa tindakan guru melampaui batas agar menyelesaikan ke jalur hukum dan tidak main hakim sendiri
“Kami juga meminta pihak sekolah, komite sekolah, aparat setempat, dinas Dikpora mateng maupun KPAI mateng duduk bersama, baik untuk menyelesaikan persoalan ini maupun untuk memberikan edukasi/sosialisasi kepada masyarakat dalam memahami batasan tindakan guru dalam mendisiplinkan siswa” Ujar eks aktivis Makassar ini
Lanjutnya, Pengurus IGI sulbar sebagai organisasi profesi memiliki kewajiban untuk memberikan penguatan, support, pendampingan dan perlindungan pada Guru Ronald maupun kepada semua guru di Sulbar.
Jika pihak korban (Guru Ronald) ingin membawa persoalan ini ke ranah hukum maka kami akan siap melakukan pendampingan dan mengawal kasus ini
“Namun untuk sampai ke ranah hukum, ini sangat bergantung pada pertimbangan dan pilihan sikap yg diambil pak Ronald” Tutup Lalu
Sebelumnya diberitakan katinting.com, Guru (Ronald) di Mateng memberikan sanksi siswa yang terlambat dengan meminta para siswa membersihkan sisa sampah di halaman sekolah
Tak terima dengan teguran dan sanksi yang diberikan, salah satu siswa mencoba melawan dan berkata kasar hingga esoknya orang tua dan keluarganya melakukan penganiayaan terhadap guru Ronald dihadapan istrinya.
(hfs/adm)