MATENG,SULBARPEDIA.Com – Usai rapat dengar pendapat (RDP), antara Komisi lll DPRD Mateng dengan pihak Rumah Sakit Umum Mamuju Tengah (Mateng). Terkait beredarnya video viral disalah satu grub media sosial (Metsos) what saap 10 Oktober 2023, dimana salah satu keluarga pasien Adi meluangkan kekecewaanya atas kinerja pihak Rumah Sakit Umum Mamuju Tengah (Mateng).
Melalui Humas RSUD Mateng dr.Malik Candra menyatakan, terkait dalam video yang menyebutkan pasien dirujuk dengan alasan obat bius habis itu tidak bener.
“Saya sudah liat video itu, dan ada beberapa poin saya akan klarifikasi ,” ujar dr.Malik Candra, Kamis (5/10/23) usai rapat RDP dengan Komisi lll
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mungkin pada saat itu keluarga yang mendengar salah kaprah, salah persepsi, yang dimksud itu bukan obat bius tidak ada, tapi dokter biusnya kebetulan ada urusan yang tidak bisa mungkin dihalangi sehingga tidak berada ditempat”terang dr. Malik.
Selain itu, dr.Malik juga memberikan klarifikasi terkait pernyataan yang menyebutkan kaki, tangan dan muka pasien bengkak setelah diinfus.
“Itu sudah bengkak dari luar sebelum masuk ke rumah sakit, buktinya beberapa kali dilakukan infus itu tidak masuk, jadi bengkaknya di rumah bukan di rumah sakit,” terangnya.
Lebih lanjut, ia membeberkan kalau bengkaknya dirumah sakit itu kemungkinan perawatan 4-5 hari, sementara ini perwatannya hanya sekira 10 jam dan cairan yang masuk hanya sekira 250 cc.
“Jadi itu beberapa kesalahan yang disampaikan dalam video tersebut,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, ia pun mengerti kondisi psikis kelurga pasien.
“Itu kita maklumi, namun tentu juga kita klatifikasi jika itu tidak seperti yang diungkapkan” sambungnya
Ia pun berharap kedepannya, jika pasien atau keluarga pasien yang keberatan atas pelayanan RSUD Mamuju Tengah jangan langsung disampaikan ke publik karena belum tentu kebenarannya.
“Kan bahaya juga, jika menyampaikan sesuatu yang tidak benar ke publik, wah itu bahaya, “pungkasnya
Sementara itu, Ketua Komisi lll DPRD Mateng Hamka menyatakan.
“Poin rapat hari ini sudah jelas apa yang di sampaikan oleh pak dokter tadi, terkait permasalahan keluarga pasien yang dimaksud. Kami hanya menyampaikan bahwa hasil dari rapat kita atas kelarvikasi intinya bahwa kita kekurangan dokter” ujar Hamka
Hamka menambahkan,hasil dari kesimpulan RPD dengan pihak RSUD Mamuju Tengah di tahun 2024 bersama Badan keungan daerah akan dianggarkan.
“Kita juga berharap hal hal sepele seperti ini tidak terjadi lagi terhadap keluarga pasien yang membuat hal seperti ini lagi, tadi juga kami sempat bertanya bahwa ini adalah memang kelalaian pihak RS. Tapi sudah di kelarvikasi bahwa dokter yang bersangkuatan tidak ada ditempat, memang tidak sembarangan yang menangani itu.” Tutupnya (adm)