10 tahun lalu sebelum hotel berbintang itu berdiri, sebagai ibu kota Provinsi, Mamuju tentu masih tergolong sebagai daerah tertinggal. Namun setelah hotel itu resmi beroperasi 9 tahun lalu, Mamuju lantas tak lagi menjadi tertinggal karena telah memiliki hotel berbintang yang posisinya sangat strategis yang kemudian lansung menjadi Icon kota Mamuju.
Minggu ini Green Maleo hotel telah genap berusia 9 tahun, kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah tentu tidak diragukan lagi, karena Hotel Maleo tentu taat membayar pajak seperti pajak kamar hotel, pajak resto dan hiburan, serta retribusi parkir.
Kontribusi lain yang tidak secara lansung yakni peningkatan ekonomi, pengurangan angka pengangguran dan minat orang datang ke Mamuju semakin meningkat. Saya kira tak berlebihan jika kita sebagai masyarakat Mamuju – Sulbar mengucapkan terimaksih dan apresiasi kepada PT.KMP Group yang telah berinvestasi milyaran rupiah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Begitu pun dengan Mall atau Matos (Maleo Town Square), meski baru 1 tahun beroperasi namun menfaatnya sangat dirasakan oleh masyarat Mamuju.
Masih segar diingatan kita video viral soal aksi lucu di eskalator Matos yang sampai masuk di TV nasional, itu membuktikan bahwa masyarakat Mamuju masih jauh tertinggal, dengan adanya Matos masyarakat Mamuju paling tidak dapat teredukasi menggunakan liff dan eskalator.
Dengan adanya Matos, Mamuju kini telah memiliki tempat belanja , menonton dan bermain layaknya kota-kota besar. Tak dapat kita bayangkan bagaimna Mamuju tanpa kedua bangunan mewah ini, apakah wajah Mamuju akan bisa bersaing dengan kota lain di Indonesia? Coba bayangkan…!
Berbicara KMP Group, saya berkesempatan bertemu khusus dengan direksi Hotel Maleo dan Matos Charlie Wijaya, Kamis 18/07/19. Kepada Sulbarpedia. Com Charlie menceritakan betapa sulitnya meloby dan menghadirkan ritel nasional seperti Hypermart dan Cinemaxx di Mamuju, Ia harus berulang kali bolak balik ke Jakarta meyakinkan bahwa Mamuju telah maju dan layak menjadi daerah pengembangan bisnis.
“Saya mulai meloby Hypermart dan Cinemaxx sejak bangunan Mall ini telah rampung 80 persen, saya bolak balik ke Jakarta meyakinkan mereka agar mau masuk ke Mamuju, meyakinkan orang itu bukan perkara yang mudah mereka tidak mudah percaya, saya harus menceritakan potensi pendapatan Mamuju, sektor unggulan dan pendapatan perkapita hingga kondisi keamanan Mamuju.”kata Charlie diruang kerjanya.
Apa yang akan dikembangkan KMP Group setelah Maleo dan Matos?
Setelah sukses membangun Hotel Maleo dan Matos, KMP Group berencana akan kembali mengembangkan bisnis perhotelan, namun kali ini tidak di Mamuju, bisnis perhotelan KMP akan ekspansi ke setiap kabupaten di Sulbar.
“target kita akan membuat hotel di setiap kabupaten di Sulbar, mungkin dalam waktu dekat kita akan bangun hotel ke kota Pare-pare dan kabupaten Palopo. Alhamdulillah di Pare-pare dan Palopo tanahnya sudah siap. Kedepan KMP Group bercita-cita membuat jasa pengelolaan hotel,”jelasnya.
Harapan KMP Group kepada Pemda
KMP Group tentu memiliki harapan agar pemerintah daerah baik ditingkat Kabupaten maupun Provinsi dapat terus mensupport KMP, upaya kongkrit yang diharapkan dari pemda yaitu Bupati atau Gubernur dapat terus membuat event-event bersekala nasional di Mamuju sehingga orang luar semakin banyak berkunjung ke Mamuju.
Tak hannya itu upaya mendongkrak ekonomi kerakyatan juga harus terus dilakukan di Mamuju , misalnya dengan mensupport UMKM dengan bantuan modal usaha.
” saya kira Mamuju pontensinya sangat banyak, tinggal harus jeli melihat kondisi atau apa yang harus dikembangkan, saya kira prodak unggulan harus menjadi prioritas, kalau UMKM sudah banyak, maka masyarakat tidak lagi bergantung pada APBD, dengan demikian perekonomian di Mamuju akan semakin baik.” paparnya.
(Lal)