SULBARPEDIA.COM,- Mamuju, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mamuju, Muhammad Ahyar, menyayangkan pernyataan Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Akmal Malik terkait pengungsi gempa di Mamuju.
Ahyar menilai, PJ Gubernur Sulbar Akmal Malik tidak punya hati nurani melihat kondisi masyarakat Mamuju pasca dilanda musibah gempa.
“Jika pernyataan itu benar, maka saya menilai PJ Gubernur kita tidak memiliki hati nurani,” kata Ahyar kepada wartawan, Minggu (12/6/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktvis HMI itu menegaskan, jika tidak ingin memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi maka tidak semestinya ucapan yang dapat melukai hati itu sampai ke telinga masyarakat Mamuju,”Ini sudah melukai hati masyarakat yang mengungsi akibat gempa,” tegas Ahyar.
Menurutnya, trauma masyarakat Mamuju belum pulih usai gempa bumi berkekuatan 6,2 Magnitudo mengguncang Sulbar pada 15 Januari 2021 lalu.
Sehingga, masyarakat masih banyak yang memilih tinggal di tenda pengungsian karena pengalaman pada pristiwa satu tahun silam.
“Kami mengungsi dan mendirikan tenda darurat tersebut, sebab ada trauma yang pernah kami alami sebelumnya. Lebih dari seratus korban jiwa saat gempa,” tukasnya.
Apalagi kata dia, Badan Nasional Penanggulanan Bencana Nasional (BNPB) Pusat mengatakan Sulbar berada pada garis sesar teraktif di dunia, Hal ini membuat masyarakat khawatir dan trauma karena gempa bumi bisa terjadi kapan saja.
Dikatakan, Akmal Malik sebagai orang nomor satu di Sulbar harus mengatahui bahwa tidak ada masyarakat yang senang di pengungsian, “Karena demi keamanan dan kesalamatan kita semua memilih untuk mengungsi,” kata dia.
Sehingga, Ahyar meminta agar Akmal Malik menarik kembali kata-katanya dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat Sulbar khususnya Mamuju dan Majene.
“Bapak Akmal diutus ke Sulbar untuk memimpin dan menata Sulbar lebih baik lagi. Kalau tidak sanggup silahkan tinggalkan tanah Malaqbi ini,” tegas Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Tomakaka Mamuju itu.
Ahyar kembali menegaskan, masyarakat tidak menginginkan mengungsi, lalu berharap bantuan dan kepudulian pemerintah.
Namun, karena kondisi masyarakat sudah sangat trauma sehingga mereka harus mencari tempat yang aman dari bencana.
“Ini bukan soal bantuan, bukan soal kepedulian kalian, kami hanya mencari rasa aman dari bencana,” cetusnya.
Ahyar pun meminta, kepada PJ Gubernur Sulbar Akmal Malik harus meminta maaf kepada masyarakat korban gempa dalam kurun waktu 3×24 jam.
“Jika tidak kami akan aksi unjuk rasa dan menduduki kantor Gubernur Sulbar menuntut pj gubernur minta maaf,” tutup Ayhar.
Sebelumnya, Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik mengaku, pihaknya menerima banyak bantuan dari sejumlah pihak, mulai dari dana tunai, hingga barang ataupun sembako. Namun, ia berharap agar masyarakat yang mengungsi bertahan di tenda-tenda karena mengharapkan bantuan.
“Kita juga berharap, jangan sampai masyarakat mengungsi karena mengharapkan itu (bantuan),” katanya.
Sehingga, kata Akmal, persoalan tersebut akan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat yang masih memilih mengungsi.
“Kita tidak bisa memaksa. Cuman barang kali, kami akan segera mengemas tenda-tenda yang ada di pengungsian,” ujar Akmal.
(Ll/Hfs)