KPP Sulbar Gelar Sosialiasi Percepatan Penurunan Stunting Bagi Emak-emak dan Kader Posyandu

- Jurnalis

Sabtu, 7 Oktober 2023 - 20:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SULBARPEDIA.COM,- Komunitas Gerakan Perempuan Penting (GPP) Sulawesi Barat (Sulbar) melaksanakan sosialisasi percepatan penurunan stunting. Kegiatan ini sebagai upaya penurunan angka prevalensi stunting yang masih tinggi di Sulbar.

GPP Sulbar menghadirkan sejumlah pemateri kompeten seperti Ketua Komunitas Peduli Perempuan (PPS) Sulbar Hastuti Indriani Soemaryo, Perwakilan Dinas Kesehatan dr Indahwati Nursyamsi dan perwakilan BKKBN Sulbar Tamin. Sosialisasi yang disponsori perusahaan merica putih Ladata’ ini berlangsung di Aula Kemenag Sulbar, Sabtu (7/10/2023).

Kegiatan ini diikuti ratusan peserta di antaranya ibu-ibu Bhayangkari, ibu Persit, kader Posyandu, komunitas emak-emak serta sejumlah tokoh perempun Sulbar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penanggung jawab kegiatan, Irma mengatakan angka stunting di Sulbar masih terbilang tinggi. Sehingga komunitas perempuan penting ikut membantu pemerintah dalam menurunkan kasus stunting tersebut.

“Dengan kondisi stunting yang tinggi membuat kita harus makin semangat, menyadarkan kita untuk mulai bergerak. Untuk itu perlu keroyokan government, pemerintah keroyokan, semua stakeholder harus ikut turun menangani stunting,” kata Irma

Sementara itu, Sekretaris Dinkes Sulbar dr Indahwati Nursyamsi dalam paparannya menyampaikan kiat mengatasi kasus stunting adalah menunda pernikahan dini. Termasuk harus melibatkan keluarga dan masyarakat dalam upaya penumpasan stunting.

dr Indah menuturkan ada tiga cara mengatasi stunting. Di antaranya sosialiasi dan edukasi tentang bahaya pernikahan dini serta dampak yang bisa ditimbulkan.

“Kedua pendidikan dan keterampilan, yaitu
dengan memberikan pendidikan dan keterampilan yang cukup kepada perempuan agar lebih memahami hak-hak mereka dan mampu meraih impian pada masa depan yang cerah. Ketiga pembentukan community-based support group yakni pembentukan komunitas perempuan berbasis dukungan, dapat membantu memperkuat pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi, pendidikan, dan hak-hak mereka, sehingga dapat mengurangi kecenderungan menikah di usia muda” paparnya.

Selain keluarga, lanjut dr Indah, masyarakat juga harus turut serta memperkuat penanganan masalah pernikahan dini. Berbagai upaya seperti membuat program keterampilan kerja dan usaha mandiri bagi perempuan, dan mendorong pemerintah untuk memberikan perlindungan hukum terhadap pernikahan usia dini, dapat membantu menurunkan angka pernikahan dini di Indonesia.

“Namun sampai saat ini masih ada beberapa hambatan dalam upaya menunda pernikahan dini. Seperti tekanan sosial dan budaya, kurangnya akses pendidikan dan pekerjaan untuk perempuan, serta kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat untuk menangani hambatan tersebut,” jelasnya.

dr Indah menambahkan, selain akses pendidikan gratis bagi anak-anak perempuan dan program keterampilan kerja sehingga perempuan bisa mandiri, mobilitas migrasi juga harus dibatasi oleh pemerintah yang kalau tidak dilakukan bisa mempengaruhi dan menyebabkan anak perempuan tergesa-gesa menikah.

“Peran masyarakat sangat penting dalam menyukseskan program menunda pernikahan dini. Dengan edukasi yang tepat, pembentukan komunitas berbasis dukungan, dan perlindungan hukum yang kuat, diharapkan angka pernikahan dini bisa turun dan anak-anak bisa terhindar dari risiko dampak negatif yang ditimbulkannya.” terangnya.

(rls/adm)

Berita Terkait

Hipmi Mamuju Gelar Rapat, Bahas Persiapan Musyawarah Cabang
Kadinkes Sulbar Ajak Warga Sukseskan Pelaksanaan PIN Polio untuk Anak Usia 0-7 Tahun
Ditemui Pj Gubernur Sulbar, Bocah Penderita Ginjal Bocor di Polman Akan Dirujuk ke Makassar
Klarifikasi Gerak Soal Dugaan Intervensi Komisi III DPRD Sulbar di Pembebasan Lahan Lapas Kelas II B Mamuju
DBD di Sulbar Tembus 1.313 Kasus Hingga Juni, Dinkes Ingatkan Pentingnya Langkah Pencegahan
Dinkes Sulbar Gelar Advokasi dan Sosialisasi PIN Polio Serentak 23 Juli
Pembebasan Lahan Lapas Kelas II B Mamuju Diduga Diintervensi Komisi III DPRD Sulbar
Kabar Gembira! Kemenkes RI Bantu Fasilitas dan Penambahan Dokter Spesialis di Sulbar

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 23:48 WIB

Pemuda di Mamuju Jadi Pengedar Narkoba Ditangkap, 11 Saset Sabu Disita

Kamis, 25 Juli 2024 - 02:22 WIB

Bejat! Pria di Kalukku Mamuju Setubuhi Putri Kandung Usia 13 Tahun

Rabu, 17 Juli 2024 - 19:37 WIB

Polisi Tangkap Remaja Ngaku Temukan Bayi di Kebun Sawit Mateng, Ternyata Hasil Hubungan Gelap

Sabtu, 13 Juli 2024 - 17:31 WIB

Motif Pria di Mateng Siram Wajah Istri Pakai Air Keras, Curiga Korban Selingkuh

Sabtu, 13 Juli 2024 - 04:58 WIB

Pria di Mamuju Tengah Siram Wajah Istri Pakai Air Keras, Pelaku Ditangkap!

Kamis, 4 Juli 2024 - 17:22 WIB

Emak-emak di Pasangkayu Jadi Pengedar Narkoba Ditangkap, Sabu 24 Saset Disita

Kamis, 4 Juli 2024 - 10:45 WIB

MUI Majene Resmi Lantik Pengurus MUI Tubo Sendana

Senin, 24 Juni 2024 - 18:16 WIB

Pria di Bonehau Ditikam di Acara Pesta Nikah, Pelaku Kabur Kini Diburu Polisi

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Kades Salugatta Berikan Bantuan Warga Korban Kebakaran

Rabu, 24 Jul 2024 - 21:22 WIB