SULBARPEDIA.COM,- Mamuju, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), Sulawesi Barat (Sulbar) drg Asran Masdy mengungkap perlunya keterlibatan sektor lain dalam pencegahan stunting. Ia menjelaskan pencegahan stunting bidang kesehatan hanya 30 persen, sisanya diperlukan kerja bersama atau kolaborasi.
“Jadi penanggulangan stunting kalau dibahas, harus dibahas konprehensif. Karna kalau hanya dibahas (pencegahan) dari sisi kesehatannya itu kurang dari 30 persen dari 100 persen penanggulangan,” ujar Asran saat ditemui wartawan, Selasa (14/2/2023).
Asran menjelaskan 30 persen penanggulangan stunting Sulbar merupakan kerja bidang kesehatan. Sementara 70 persen lainnya dibutuhkan kerterlibatan kerja dari sektor atau instansi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia kemudian mencontohkan, perbaikan infrastruktur oleh Dinas PU sangat diperlukan agar memajukan perekonomian masyarakat, sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan gizi. Menurutnya, hal tersebut ialah salah satu upaya pencegahan stunting dari sektor lain diluar kesehatan.
“(Pencegahan) 70 persennya dimiliki oleh sektor lain, jalan diperbaiki, jalan-jalan tani oleh PU dan sebaginya supaya distribusi hasil pertanian lebih lancar. Nah pengairan dikasih bagus supaya produksi pangan lebih meningkat,” terangnya.
“Begtu juga yang lain. (Bidang) Peternakan meningktakan status perekonomian yang akhirnya masyarakat mampu memenuhi kebutuhan gizi. Yang akhirnya kalau ada yang hamil yang dihamilkan sehat. Itu namanya mencegah stunting,” sambungnya.
Lebih jauh, Asran menerangkan stunting merupakan masalah yang kompleks. Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, termasuk angka kemiskinan yang meningkat.
“Kalau dirunut lebih jauh (stunting) ada hubugannya dengan angka kemiskinan kita naik, angka kemiskinan naik kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi pasti menurun. Yang akhirnya memunculkan dampak kurang gizi,” bebernya.
Gerakan Kolaboratif Cegah stunting
drg Asran Masdy mengungkapkan tingginya angka stunting disebabkan multifaktor sehingga penangannya turut melibatkan multisektor. Menurutnya, bidang kesehatan pada penanggulangan stunting hanya pada ranah intervensi spesifik.
“Spesifik itu langsung di pasiennya. Jadi seperti pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pendampingan ibu hamil, pemberian obat kepada ibu hamil supaya bayi dalam kandungannya sehat. Itu spesifik,” bebernya.
Sementara kata dia, ada intervensi sensitif yang juga berdampak besar dalam penanggulangan stunting. Diantaranya kerja-kerja dinas terkait dalam memajukan infrastruktur hingga perekonomian masyarakat.
“Misalnya perbaikan jalan, peningkatan hasil pertanian oleh dinas pertanian, peningkatan hasil tangkapan ikan oleh perikanan. Jadi itu meningkatakan status perekonomian masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup, jadi itu namaya penanggulangan stunting,” jelasnya.
“Masyarakat miskin dibantu oleh UMKM dibantu modal usaha sehingga mampu meningkatkan status ekonominya. Begitu juga kolaborasi dengan BKKBN, kolaborasi dengan Kemenag, Pemberdayaa Perempunan dan Perlindungan Anak, itu yang namanya (penanganan stunting) multi sektor,” sambungnya.
(adm/adv)